Mohon tunggu...
Yulisa Putri Nabila
Yulisa Putri Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen-Z Disebut Bermental Lemah karena Peduli Kesehatan Mental, Benarkah?

11 Mei 2023   22:02 Diperbarui: 11 Mei 2023   22:04 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Gen-Z adalah singkatan dari generasi Z. Generasi Z merupakan generasi yang lahir pada rentang tahun 1997-2012. Generasi Z tumbuh seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan ekonomi. Adanya pertumbuhan teknologi yang pesat secara tidak langsung ikut mempengaruhi perubahan sosial pada masyarakat. Teknologi membuat internet dan sosial media tercipta, sehingga sedikit banyak mempengaruhi generasi Z dalam berinteraksi. Luasnya akses terhadap internet dan sosial media membuat generasi Z mampu menggali informasi lebih baik dan spesifik.

Faktor utama seperti adanya sosial media dan wadah yang menunjang generasi Z dalam menjangkau informasi membuat generasi Z memiliki wawasan yang lebih dalam dan luas. Banyak hal yang dapat dilihat di internet, apa yang seseorang lihat di internet dapat mereka pelajari dan terapkan. Saat ini banyak media yang mengangkat kesehatan mental dan hal tersebut yang menjadikan generasi Z lebih peka dan terbuka terhadap kesehatan mental. Ditambah tekanan yang dirasakan di lingkungan dan dukungan yang lebih supportif membuat generasi Z lebih terbuka dan waspada terhadap kesehatan mental.

Generasi Z cenderung lebih sensitif dan ekspresif dalam menerima respon yang ada di sekitar mereka. Itu mengapa generasi Z sering menunjukkan emosi mereka. Generasi Z akan mudah cemas hanya dengan memikirkan masa depan, mudah depresi karena sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya, dan sering stress dengan beban pekerjaan atau tugas. Kemudian akan mengatakan membutuhkan healing setiap ada hal yang membuat mereka lelah. Alasan sering melakukan healing cukup simple, yaitu hanya karena mereka merasa lelah pada suatu kondisi atau situasi tertentu dan membutuhkan istirahat sejenak untuk menjernihkan pikiran. Healing juga biasa dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap hal yang menurut mereka telah lewati dengan baik. Menurut generasi Z, proses healing merupakan sebuah langkah yang baik untuk mengisi energi mereka kembali yang hilang dan menjadi salah satu cara untuk memulihkan stress yang mereka hadapi.

Generasi Z bukan generasi yang rapuh hanya karena mereka sering mengaku lelah secara mental dan membutuhkan healing. Lebih peduli pada kesehatan mental tidak dapat menunjukkan seseorang memiliki mental yang rapuh. Persepsi tentang generasi Z merupakan generasi yang rapuh karena generasi Z terbiasa dengan kehidupan yang instan dan segala kebutuhannya dimudahkan oleh berbagai macam teknologi termutakhir akan tetapi, generasi Z masih sering mengeluh tentang sulitnya kehidupan. Namun, itu hanya pola pikir seseorang yang tidak lahir di generasi Z dan hanya melihat generasi lain sebelah mata. Nyatanya, tiap generasi memiliki masa sulitnya masing-masing yang tidak bisa disamaratakan.

Generasi Z tumbuh di era majunya internet dan sosial media sehingga memiliki sikap lebih waspada, positif, dan terbuka akan pengetahuan terhadap kesehatan mental yang lebih kompleks. Sehingga kapanpun mereka membutuhkan bantuan saat mengalami 'lelah' mental, mereka akan segera mencari cara seperti healing, mencari bantuan professional untuk mencegah hal lebih parah terjadi. Generasi Z sangat memperhatikan kesehatan mental dan mereka melakukan itu semua sebenarnya untuk memperkuat mental di tengah tekanan yang mereka rasakan.

Penting untuk tidak menyimpulkan sesuatu dengan sempit terhadap apa yang terjadi dengan generasi Z. Setiap generasi memiliki cara adaptasi masing-masing yang juga disesuaikan dengan di era mana mereka hidup. Setiap individu juga memiliki cara bertahan mereka sendiri. Akan lebih baik apabila saling memberikan dukungan hangat terhadap satu sama lain dan tidak memberikan reaksi negatif antar generasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun