Kiai Hasyim Asy'ari, Kiai Abdul Abd. Wahab Chasbullah, dan sederet kiai pesantren besar yang berdiri kokoh hingga kini, membangun, mengelola pesantren secara mandiri. Kebanyakan para kyai memiliki lahan pertanian dan usaha yang dikelola bersama para santri di sela-sela mengaji dalam rangka tafaqquh fiddin.Â
Inilah yang kini diikhtiari Kementerian Agama sebagai leading sector pendidikan pesantren, mengukuhkan jati dirinya melalui Peta Jalan Kemandirian Pesantren yang dilaunching Gus Men. Maka, Pelatihan Kemandirian Pesantren yang saat ini berlangsung, sejatinya bagian dari arah peta jalan dimaksud.
Seiring dengan lahirnya Perpres 82/2021 Tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren, hal ini harus dimaknai sebagai kepedulian negara dalam pengembangan pesantren terutama pesantren kecil yang juga masih memerlukan support dalam berbagai hal agar lebih mandiri.
Sementara kontribusinya sebagai fungsi pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat tidak kecil. Pemanfaatan stimulasi ini juga bersifat sementara dan sebatas pancingan, karena esensinya sejatinya ada pada kemandirian itu sendiri.
Jika pesantren sudah mandiri, maka lembaga ini tidak memerlukan lagi dana dari pihak manapun sebagaimana awal- awal berdiri. Mereka sudah mampu menghidupi dirinya, bahkan ada pesantren yang telah beromzet milyaran rupiah. Inilah pesantren dengan kemandiriannya yang tentu menjadi sebuah keniscayaan. Selamat menyongsong Hari Santri Nasional 2021.
*Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I adalah Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya dan aktifis NU, dan pernah nyantri di Ponpes An-Nidhomiyah Ngelom Sidoarjo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H