Cengkareng, Rabu, 27 Maret 2019
Di counter check in Citilink pukul 04.00 a.m aktivitas para penumpang dengan berbagai barang bawaan sudah mulai ramai. Saat tas ranselku ditimbang ternyata hanya 5 kg beratnya. Jadi sebenarnya yang kutakutkan adalah untuk penerbangan selanjutnya yaitu Kuala Lumpur-Banda Aceh dengan maskapai Air Asia (AA). Untuk Citilink sendiri penumpang mendapat free bagasi 10 kg.
Malaysia bukan merupakan tujuan utama travellingku kali ini. Negara Malaysia jadi negara transit untuk menuju Kota Serambi Mekkah, Aceh. Transit di Malaysia aku pilih karena ongkos pesawat yang jauh lebih murah dibandingkan dengan direct flight Jakarta-Banda Aceh. Sedih memang beberapa bulan lalu hampir saja gak jadi ikutan trip yang diadakan oleh komunitas travelling @backpackerjakarta, karena melihat harga tiket pesawat domestik yang sungguh bikin kantong sobat misqueen menjerit
Untungnya di grup komunitas tersebut diberitahu alternatif cara pergi ke Aceh diantaranya melalui JKT-KL-B.Aceh atau bisa juga via Medan; JKT-Kuala Namu-Dilanjutkan dengan bus Malam Medan-Aceh.
Aku dan temanku si Eva memilih opsi pertama yakni via Malaysia. Kebetulan pasport sudah ada, karena tahun lalu umroh. Lalu sekaligus juga pengen tahu luar negeri itu seperti apa.hehehe...
Rincian biaya ke Aceh via Transit Malaysia:
1. Pesawat Citilink CGK-Penang Rp.405.000 (dapat harga promo)
2. Bus Penang-Kuala Lumpur MYR 38 (sekitar Rp.136.000)
3. Pesawat Air Asia KL-B.Aceh Rp.520.000 (Rate normal)
Total: Rp. 1.056.000
Bandingkan!
CGK-B.Aceh direct Flight
Maskapai singa terbang 1.5jtan, maskapai citilink 2jtan, Garuda 3jtan.
Tapi kalau dapat harga promo Garuda juga cuma kena 2jtan pp tapi ya jarang-jarang kan.
Selalu ada jalan kalau kita sudah niat sih.hehe...
CGK-PENANG
Aku sudah booking tiket 2 bulan sebelumnya untuk flight tanggal 27 Maret 2019. Senangnya dapat harga promo pula. Karena Penang merupakan rute baru maskapai Citilink. Dengan harga Rp. 405.000 aku juga mendapat breakfast yang lezat yaitu nasi kebuli ayam dan telur ceplok, ada sepotong buah untuk dessert nya juga air mineral ukuran kecil. Semua pramugarinya aku lihat sih memakai kerudung ya. Penerbangan CGK-PENANG berlangsung selama 2 jam. Ada perbedaan waktu satu jam antara Jakarta dan Penang. Jadi kami mendarat di bandara Penang sekitar jam 9an waktu Penang.
Aku sempat mengobrol dengan seorang bapak yang katanya mau berobat ke Penang. Dia sering bolak balik ke Penang untuk berobat..Malah Bapak tersebut bilang kalau pesawat yang kami tumpangi ini adalah ambulance. Haha kok bisa pak? Yaiya..tanya aja ke penumpang lain pasti tujuan utama untuk berobat. Iya sih aku pernah dengar juga kalau Penang memang terkenal dengan kualitas rumah sakitnya. Orang Indonesia banyak yang berobat ke negeri jiran karena katanya dari segi biaya hampir sama tetapi kualitas dan pelayanan jauh lebih baik ketimbang di negeri sendiri (menurut si bapak yang aku ajak ngobrol).
Jadi ingat kan tempo lalu Ustadz Kondang Arifin Ilham yang sempat di rawat di Jakarta juga dibawa berobat ke Penang untuk penanganan penyakit kelenjar getah bening yang dideritanya. Kemudian, salah satu muridku juga pernah cerita kalau dia pernah cek kupingnya karena sering terasa sakit di rumah sakit di Penang.
Weleh kami salah nih kayaknya memilih penerbangan Penang yang isinya lansia dan orang-orang mau berobat. Hahaha saat ditanya oleh bapak yang duduk sampingku, tujuannya kemana? Aku jelaskan sebenarnya mau ke Aceh tapi transit Malaysia dulu. Bapaknya ketawa iya pak maklum harga tiket domestik sangat mahal. Jadi kalau mau murah harus bikin paspor dulu ya buat ke Aceh.
Salam
Artikel ini juga di posting di blog pribadi yuliepuspitasari.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H