System pendidikan jauh berubah saat ini. Dua generasi yang lalu, disiplin bisa berarti menghukum siswa untuk berdiri di depan papan tulis, pukulan kecil dengan penggaris, keliling lapangan, dan mungkin dibawa ke ruang kepala sekolah. Sekarang, hal-hal begitu sudah dianggap ketinggalan zaman, sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini. Sehingga guru menjadi powerless berkenaan dengan penegakan disiplin. Orangtua sedikit-sedikit mengkaitkan dengan pelanggaran hak jika guru menegur siswa cukup keras, apalagi sampai mendisiplinkan dengan cara memukul dengan penggaris ketika siswa tidak membawa PR.
Langkah untuk menghadapi masalah-masalah tersebut diantaranya, pertama, pihak sekolah beserta guru harus proaktif dalam menjelaskan kewajiban berbagai pihak, dalam hal ini terhadap guru dan sekolah. Undanglah orangtua dalam pertemuan bersama sekolah dan guru, lalu jelaskan apa saja aturan yang harus ditaati d isekolah dan apa saja yang harus dilakukan orangtua untuk mendukung kesuksesan belajar anaknya. Solusi ini sebetulnya tidak menyelesaikan masalah, tetapi, setidaknya akan mengurangi orangtua yang suka complain dan menyerang guru. Intinya guru dan sekolah harus memiliki senjata sebelum orangtua menyerang mereka.Â
Kedua, yaitu mengenai mengajar itu sendiri. Pekerjaan yang dilakukan guru, mengajar, merupakan hal penting dilakukan terhadap kemajuan masyarakat. Untuk itu guru harus sabar, enjoy, dan melakukan tugas mengajar dengan sebaik mungkin, walaupun orang tua tidak menghargai dan kurang berterimakasih. Masa depan anak bangsa ada di tangan guru. Pahlawan tanpa tanda jasa. Mengajar dengan hati, meski kadang tak dihargai.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H