Mohon tunggu...
Yulio Jansen
Yulio Jansen Mohon Tunggu... Musisi - @yuliojansen Mahasiswa, Musisi dan mari berbagi informasi yang bermanfaat.

Mahasiswa, Musisi dan mari berbagi informasi yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Sebuah Masterpiece dari 3 Dewa Pop Punk

28 Oktober 2020   16:00 Diperbarui: 28 Oktober 2020   16:04 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari syair lagu, sebutan masterpiece pada Enema of the State, lahir bukan hanya dengan satu alasan, selain lirik yang mudah diterima masyarakat, dan diperkuat juga dengan adanya faktor teknis dalam pembuatan sebuah karya yaitu karakter sound dan kualitas audio yang megah nan modern pada jaman-nya.

Semua itu di implementasikan melalui peracikan sound gitar lowgain yang dinamis khas ala Fender stratocaster, serta eksperimen mix amp antara Mesa Boggie Dual Rectifier dan Marshall JCM 900, alhasil membuat karakter gitar yang warm dan twangky pada waktu bersamaan, disusul dengan sound bass rock twang yang sangat blend dengan kick drum yang punchy dan snare yang warm, serta penambahan instrument synthesizer yang membuat album ini terkesan thight dan melodious, selain kepuasan dari band itu sendiri hal tersebut juga membuat nyaman telinga pendengarnya.

Tak jauh dari kehidupan para rockstar yang biasanya berbau kontroversi, album ini juga memicu berbagai perdebatan dari berbagai kalangan, mulai dari skena musik underground ,komunitas punk oldschool hingga sampailah ke telinga salah satu frontman yang juga dedengkot PunkRock Britania Raya yang tidak diragukan lagi idealismenya, yaitu Johnny Rotten yang merupakan vokalis dari Sex Pistols, dia menyebutkan bahwa “Bukankah itu sekelompok anak laki-laki konyol? 

Itu adalah tiruan dari aksi komedi. Mereka sangat buruk sehingga harus ditampilkan secara permanen di Saturday Night Live, yang sejauh saya tahu, merupakan penghinaan terbesar”. 

Memang setelah perilisan-nya banyak anggapan yang beredar bahwa lagu-lagu dari Blink-182 tidak layak disebut sebuah karya dari music punk, dan banyak juga yang mengatakan jika Blnk-182 sangat menjual diri terhadap popularitas.

Hal-hal demikian dikatakan juga bukan tanpa alasan, lantaran sudah menjadi ideologi dalam musik punk bahwa wajib hukumnya untuk seorang punkrocker lebih mengedepankan idealisme-nya terhadap isu sosial dan politik dibanding harus tunduk terhadap kapitalis.

Sedangkan memang sudah faktanya jika lagu yang diciptakan Blink-182 lebih banyak menceritakan percintaan dan sesuatu yang berbau lelucon remaja, mereka juga tidak concern terhadap isu-isu yang berbau sosial politik. 

Tak selalu bernada buruk, banyak juga yang mengakui jika album ini memang fantastis, hingga muncul anggapan dari banyak pengamat musik yang mengatakan Enema of The State merupakan landmark bagi album musik beraliran poppunk untuk dikenal lebih luas lagi.

Di Indonesia sendiri, Enema of the State bak menjadi  trend yang memang sangat  massive  dan juga digandrungi kawula muda pada jaman-nya, itu adalah alasan seseorang untuk memakai celana baggy dan kaos jangkis, serta menyanyikan lagu dengan suara cempreng ala-ala Tom Delonge. 

Alhasil, pada saat itu banyak band dan skena yang mulai bermunculan di masing-masing daerah, dan dikenal dengan sebutan Melodic Punk di Indonesia, banyak band besar yang dulunya lahir di era itu, sebut saja Endank Soekamti (Jogjakarta), Rocket Rockers (Bandung) dan Blingsatan (Surabaya).

Meski memiliki influence yang sama pada awal pembentukan-nya, kini band-band tersebut bisa berdiri dengan ciri khas mereka masing-masing. Menurut saya, masa itu benar-benar era yang terlalui indah untuk terlewatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun