Filsuf Inggris yang bernama John Locke lahir pada 29 Agustus 1632 di Wrington, di sebuah desa yang terletak di Somerset Utara, Inggris barat. John Locke merupakan seorang filsuf modern. Ia menjadi salah satu pelopor Zaman Pencerahan.
Locke adalah seorang filsuf empiris di Inggris. Tapi Locke bukanlah pionir dalam empirisme.
Aliran empirisme sebenarnya muncul dalam pemikiran Francis Bacon, ketika menjelaskan induksinya (Hardiman, 2004).
Karya Locke yang sangat penting pemikirannya di filsafat empirisme ada dalam bukunya, An Essay on Concerning Human Understanding. Ini adalah karya filosofis yang lebih sering dibaca daripada karya filosofis lainnya (Tarsan, 2017).
John Locke adalah salah satu tokoh terpenting dalam perkembangan filsafat. Nama, karya, dan idenya telah menyebar ke seluruh dunia, itulah sebabnya namanya begitu terkenal di dunia ilmu pengetahuan.
Kepribadian Locke sudah dikenal luas sejak ia masih menjadi mahasiswa di Oxford University di Inggris.
Setelah dengan tegas menolak ide bawaan yang ditimbulkan oleh Ren Descartes namanya makin dikenal.
Melalui teori Tabula Rasa, Locke berpendapat bahwa sumber utama pengetahuan manusia bukanlah pada pikiran, melainkan pada pengalaman yang diperoleh melalui indera.
Menurutnya, indera dan pengalamanlah yang mempengaruhi dan mengilhami pikiran untuk memperoleh pengetahuan (Juhari, 2013).
Aliran empirisme, yang didirikan oleh Locke, sangat berpengaruh di Eropa pada abad ke-18 sehingga menghasilkan ajaran positivis dan banyak memuji kebenaran ilmiah.
Seperti disebutkan di atas, empirisme percaya bahwa alam semesta adalah segala sesuatu yang ada melalui data inderawi.
Oleh karena itu, pengetahuan yang benar-benar menarik harus datang dari pengalaman dan pengamatan empiris.
Berdasarkan argumen ini, positivisme berpendapat bahwa sains berbasis fakta yang empiris dan terukur, atau sains yang disebut sains positif, adalah puncak pengetahuan manusia (Juhari, 2013).
Resumenya saat ini, John Locke dapat dipastikan lahir dan besar dalam keluarga terpelajar. Tak heran bila ia tumbuh menjadi pemuda yang kritis, toleran, dan sangat sensitif secara sosial.
Kondisi ini lebih lanjut didukung oleh kecerdasan intelektualnya yang di atas rata-rata, menjadikannya seorang filosof terkenal di belantara dunia filsafat (Juhari, 2013).
References:
Hardiman, F. Budi. (2004). Filsafat Modern dari Machiavelli sampai Nietzche. Jakarta: Gramedia.
JJuhari. (2013). Muatan Sosiologi Dalam Pemikiran Filsafat John Locke. Jurnal Al- Bayan, 19(27).
Locke, John.(1894). An Essay Concerning Human Understanding, (Collated and Annotated, with Prolegomena, Biographical, Critical, and Historical, Volume I, by Alexander Campbell Frasser). New York: Dover Publications.
Tarsan, V. (2017). Relevansi Epistemologi John Locke. Jurnal. Unikastpaulus.Ac.Id, 9(2). http://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/jpkm/article/view/124