Mohon tunggu...
YULIN ARIFIN KONIYO
YULIN ARIFIN KONIYO Mohon Tunggu... Guru - Mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 Kabupaten Gorontalo SDN 9 Telaga

Tinggal Di Desa Pilohayanga Kec.Telaga Kab. Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata 3.1.a.10 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

6 Oktober 2021   11:37 Diperbarui: 6 Oktober 2021   11:40 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolaborasi dengan orang tua murid (Dokpri)

PGP -- Angk. 2- Kab. Gorontalo-Yulin Arifin Koniyo- 3.1- Aksi Nyata- Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin Pembelajaran

 

Peristiwa (Fact)

  1. Latar Belakang Tentang Situasi yang Dihadapi. 

Pada bulan September ini sekolah- sekolah di Kabupaten Gorontalo sudah melaksanakan  PTM terbatas. Dimana salah satu syarat untuk membuka sekolah adalah semua guru- guru sudah di vaksin dan siap dengan Protokol kesehatan. Setelah beberapa hari ini pelaksanaan PTM terbatas dilaksanakan, tiba- tiba terbit aturan  bagi murid yang berumur 12 tahun keatas diwajibkan untuk di vaksin. 

Permasalahan yang dihadapi yaitu 3 (tiga) orang  murid kelas 6 yang sudah berumur 12 tahun ke atas. Kepala sekolah menyampaikan bahwa ketiga murid tersebut harus di vaksin, jika mereka tidak mau divaksin maka tidak diperbolehkan untuk belajar tatap muka, Sementara orang tuanya tidak mengijinkan anaknya untuk divaksin. Hal ini menimbulkan dilema etika bagi guru.

  1. Alasan Melakukan Aksi Nyata Tersebut

     Alasan melaksanakan Aksi Nyata tersebut adalah karena adanya dilema etika, keputusan apa yang akan dibuat, mengikuti aturan atau membiarkan murid tersebut untuk tetap sekolah tatap muka.

  1. Hasil Aksi Nyata yang Dilakukan
  2. Hasil Aksi Nyata yang dilakukan adalah Dokumntasi hasil berdiskusi dengan kepala sekolah dan orang tua murid untuk mengatasi dilema etika yang dihadapi.
  3. Berkolaborasi dengan kepala sekolah serta memberikan coaching kepada orang tua dan anak- anak tersebut, sehingga anak- anak tersebut diajak oleh orang tuanya dan didampingi oleh guru untuk divaksin sehingga  tetap mengikuti PTM terbatas

Perasaan (Feelings)

Perasaan ketika menjalankan aksi nyata tersebut yaitu saya merasa mengalami dilema etika terhadap masalah tersebut. Disatu sisi jika mengacu pada peraturan yang berlaku atau membiarkan murid untuk tetap mengikuti tatap muka. 

Setelah melakukan aksi nyata saya merasa lebih tenang karena keputusan yang diambil adalah murid yang belum divaksin diundang orang tuanya untuk mengikuti sosialisasi tentang Vaksin terhadap orang tua murid dan sebelumnya sudah dilakukan coaching sehingga dengan sendirinya orang tua mengajak anaknya untuk divaksin. Senang rasanya dapat memberikan keputusan yang terbaik dalam dilema ini, karena murid- murid tersebut tetap belajar dengan senang hati. 

Paradigma yang digunakan adalah jangka pendek lawan jangka panjang. Dengan adanya pemberian vaksin maka akan terbentuk imunitas pada tubuhnya sehingga tidak akan mudah diserang oleh virus.  

Pembelajaran (Findings)

 Pembelajaran yang di dapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi baik kegagalan maupun keberhasilan.

Pembelajaran dari kegagalan: Dalam setiap mengambil keputusan tidak bisahanya berdasarkan insting saja atau berdasarkan aturan saja. Kita perlu mempertimbangkan kondiri rill yang dialami oleh peserta didik. 

Penerapan Coaching akan sangat relevan untuk digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah yang kreatif. Selalu berkolaborasi dengan kepala sekolah, rekan- rekan guru lainnya, atau semua stakeholder  serta orang tua dan masyarakat sekitar yang ada di suatu sekolah tersebut.

Keberhasilannya adalah  murid yang wajib vaksin tersebut sudah melakukan vaksin sendiri dengan didampingi oleh orang tuanya, sehingga tetap bisa mengikuti pembelajaran tatap muka. 

Mengambil keputusan dengan mempertimbangkan beberapa aspek dan penerapan 4 paradigma, 3 prisip serta 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan.

Penerapan ke depan (Future)

Mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan masalah. Lebih meningkatkan bentuk Coaching dalam penyelesaian masala. Menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. Berbagi informasi dan ilmu-ilmu baru dengan teman sejawat dalam komunitas praktisi. Pelibatan kepala sekolah, rekan- rekan guru, murid, orang tua dalam program sekolah sanat penting.

Sebagai pemimpin pembelajaran marilah kita mengaktualisasikan diri dengan terus belajar (pembelajar sepanjang hayat) demi tujuan pendidikan dengan pembelajaran yang berpihak pada murid. Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan wujudkan peserta didik Profil Pelajar Pancasila.

DOKUMENTASI

Kolaborasi dengan Kepala Sekolah

Sosialisasi tentang pentingnya vaksin (Dokpri)
Sosialisasi tentang pentingnya vaksin (Dokpri)

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun