Mohon tunggu...
Yuli Ika Lestari
Yuli Ika Lestari Mohon Tunggu... Guru - Ibu Guru

Ibu guru yang suka melihat murid-muridnya tertawa, mengutak-atik resep, serta menyukai sejarah dan kajian budaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk, Berani Berbeda! Pilih Pembelajaran Berdiferensiasi!

17 Juni 2024   20:10 Diperbarui: 17 Juni 2024   20:27 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah Catatan Hasil Koneksi Antarmateri Modul 2.1 Pendidikan Guru Penggerak

"Setiap anak unik, dan memiliki caranya sendiri untuk belajar." - Carol Ann Tomlinson

 Carol Ann Tomlinson, seorang pakar pendidikan ternama, merupakan pelopor konsep pembelajaran berdiferensiasi. Pemikirannya tentang pendekatan inovatif ini telah menginspirasi banyak guru di seluruh dunia untuk mentransformasi praktik mengajar mereka. Pendidikan dalam pemikiran tersebut ibarat taman bunga yang semarak, setiap kelopak bunga merekah dengan pesonanya masing-masing. Mawar dan melati tentu berbeda. Kaktus dan bunga matahari apalagi. Kesemuanya  unik, memerlukan air yang berbeda, sinar matahari yang tak sama, dan nutrisi yang tentu berbeda pula. Begitu pula di kelas, setiap murid hadir dengan potensi dan kebutuhan belajar yang istimewa ibarat ragam bunga yang berbeda. 

Dalam wacana global, era disrupsi saat ini, melahirkan tuntutan pada dunia pendidikan Indonesia  yang diharapkan mampu melahirkan generasi emas yang tidak hanya cerdas, tetapi juga kreatif, adaptif, dan berkarakter mulia. Hal ini menuntut  adanya transformasi paradigma pendidikan, dari pendekatan tradisional yang seragam, menuju pendekatan yang lebih holistik dan berpusat pada murid. Pemikiran Tomlinson tentang pembelajaran berdiferensiasi  tersebut, memberikan kerangka yang kuat untuk mentransformasi praktik mengajar dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan suportif bagi semua murid. 

Pembelajaran berdiferensiasi hadir sebagai jawaban atas tantangan bagi pendidikan di Indonesia.  Pendekatan inovatif ini memungkinkan guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan belajar individu setiap murid, sehingga setiap murid dapat mencapai potensinya secara maksimal. Pembelajaran berdiferensiasi bukan sekadar tren mengajar, melainkan filosofi pendidikan yang menghargai keberagaman dan potensi setiap murid. Guru bertindak sebagai fasilitator, merancang pembelajaran yang fleksibel dan variatif, bagaikan menari mengikuti irama langkah kaki para murid.

Bagaimana Cara Mewujudkannya di Kelas?

Guru bagaikan seniman kreatif yang menuangkan idenya dalam berbagai bentuk strategi pembelajaran berdiferensiasi.  Berbagai strategi diferensiasi dapat dipadukan sesuai kebutuhan, seperti:

  • Diferensiasi konten pembelajaran

Menyajikan materi dalam berbagai tingkatan kompleksitas dan format, seperti teks, gambar, video, dan aktivitas permainan atau manipulatif oleh murid. Guru memberi alternatif materi dalam berbagai tingkatan, bagaikan hidangan prasmanan yang memanjakan selera. Materi disajikan dalam teks, gambar, video, lagu, permainan, dan aktivitas, sehingga setiap murid dapat menemukan cara belajar yang paling sesuai.

  • Diferensiasi proses pembelajaran

 Memberikan pilihan metode belajar, bagaikan menyediakan berbagai alat musik untuk menghasilkan melodi yang indah. Murid dapat belajar mandiri, berkelompok, atau melalui projek, sesuai dengan gaya belajar dan kemampuan kolaborasi mereka.

  • Diferensiasi produk pembelajaran

Menetapkan berbagai pilihan tugas dan penilaian yang memungkinkan murid menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang kreatif dan autentik. Dengan diferensiasi ini, guru menetapkan berbagai jenis tugas dan penilaian, bagaikan pameran seni yang menampilkan karya unik dari setiap murid. Tugas dan penilaian dirancang dalam bentuk esai, presentasi, portofolio, pertunjukan, dan demonstrasi, sehingga murid dapat menunjukkan pemahaman dan kreativitas mereka dengan cara yang fleksibel.

Manfaat  Diferensiasi yang Tak Terhitung

Murid termotivasi bagaikan kupu-kupu yang bersemangat mencari madu, merasa dihargai bagaikan bunga yang dirawat dengan penuh kasih, dan mampu mencapai hasil belajar yang optimal bagaikan buah yang ranum dan manis. Pembelajaran menjadi bermakna dan relevan bagi setiap individu, bagaikan taman yang indah dan asri yang menumbuhkan  kebahagiaan.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Kaitannya dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak. 

  • Modul 1.3 Visi Guru Penggerak: Pembelajaran berdiferensiasi sejalan dengan visi guru penggerak untuk mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid. Guru tergerak untuk memahami kebutuhan belajar murid secara mendalam bagaikan menyelami lautan ilmu, dan mendorong mereka mencapai potensinya bagaikan mengantarkan mereka ke puncak gunung pengetahuan.
  • Modul 1. Budaya Positif: Budaya positif di kelas bagaikan udara segar yang menyelimuti taman bunga. Budaya positif mendukung terciptanya lingkungan belajar yang aman dan nyaman, di mana murid merasa bebas untuk mengekspresikan diri dan belajar tanpa rasa takut. Hal ini memudahkan guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, bagaikan menyiramkan air yang menyegarkan agar bunga-bunga dapat tumbuh dengan optimal.

Pembelajaran berdiferensiasi bukan sekadar teknik mengajar, melainkan transformasi paradigma dalam pendidikan yang menghargai keunikan setiap murid. Dengan menerapkannya, guru dapat menciptakan taman belajar yang inspiratif, di mana setiap murid berkembang dan meraih kesuksesan bagaikan bunga yang mekar dengan indahnya.

Lalu, bagaimana penerapan pembelajaran berdiferensiasi? 

Berikut ini beberapa wacana yang dapat memperkaya wawasan kita. Pada pembelajaran Matematika misalnya, guru memberikan soal matematika dengan tingkat kesulitan yang berbeda, serta menyediakan alat bantu visual dan kegiatan manipulatif bagi murid yang membutuhkan. Jika guru mengajar Bahasa Indonesia, murid diminta untuk menulis cerita dengan tema pilihan mereka, dan menyajikannya dalam bentuk buku cerita bergambar, poster, atau video animasi, bahkan konten menarik sesuai minat mereka. Tak kalah menantang, pada pembelajaran sains,  murid melakukan eksperimen dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar mereka, dan mendokumentasikan hasil percobaan mereka dalam bentuk jurnal ilmiah. Demikian sedikit ilustrasi pembelajaran yang tentunya masih banyak contoh aplikatif yang menarik lainnya.

Kesimpulan

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan kunci untuk membuka potensi terbaik setiap murid. Dengan menerapkannya secara kreatif dan konsisten, guru dapat menciptakan taman belajar yang indah dan inspiratif, di mana setiap murid berkembang dan meraih kesuksesan.

Belajar tak harus sama rata,

Sesuaikan dengan gaya dan minat.

Guru adalah fasilitator utama,

Muridlah yang harus hebat melesat

Mari kita hadirkan masa depan pendidikan yang inklusif dan inspiratif, di mana setiap murid berpeluang untuk bersinar dan meraih mimpinya!

Yuli Ika Lestari, S.Pd.

CGP Angkatan X

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun