Mohon tunggu...
Yuli Ika Lestari
Yuli Ika Lestari Mohon Tunggu... Guru - Ibu Guru

Ibu guru yang suka melihat murid-muridnya tertawa, mengutak-atik resep, serta menyukai sejarah dan kajian budaya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan yang Tak Perlu Menangis

30 Mei 2022   16:00 Diperbarui: 30 Mei 2022   16:00 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat ulang tahun cinta. Ini kali kedua papamu hanya datang suara. Juga  kado merah muda yang isinya telah kau pinta sebulan sebelumnya.

Selamat bahagia cinta. Ini ulang tahunmu, dengan pesta warna dan balon udara membawa anganmu. Yang ingin jadi dokter anak tentu.  Tepuk tangan kawan sekelasmu, yang tak pernah nyinyir bertanya mana papamu.

Jangan menangis cinta, dokter tidak boleh nangis. Bila pun kau lihat mata ini sering menangis dan lebam yang sering kau sentuh di pipi, bukan itu

Itu bukan salah papa,

Bila kau lihat ada yang salah, tentu hanya mama

Yang tak bisa menjadi lentik, tak punya gumpalan lemak di dada, dan pantat seharga perawatan Korea

yang boros membeli odol dan sabun,  tidak pandai menata keuangan

juga menghangatkan ranjang meski bedcover sejuta telah dihamparkan

Selamat ulang tahun cinta. Ini kali kedua, ulang tahunmu berkado istimewa dari pak hakim dan pak jaksa.  Selembar di tas mama. Sisanya hanya kita berdua.

Jangan jadi mama,Cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun