Mohon tunggu...
Yuli H.
Yuli H. Mohon Tunggu... Guru - Puisi adalah Isyarat Hati

Dengan puisi kita berbagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berjalan di Sela Batu Nisan

14 Juli 2020   10:32 Diperbarui: 14 Juli 2020   10:26 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari masih bersembunyi di celah dahan
Embun masih bergelayut di ujung daun
Ketika langkah menghitung jarak
Bilangannya tak pernah meleset

Langkah tertahan ketika sampai di deretan batu nisan
Kamboja putih  bunganya tak pernah habis
Berderet rapi di bawah janggut beringin
Yang menjuntai berpilin jalin menjalin

Jalan bercagak memotong jalan setapak
Jarak paling dekat untuk sampai ke tujuan
Tempat mencari penghidupan yang menghidupkan
Entah sampai kapan berjalan di sela-sela batu nisan

Mungkin sampai saat tiba di ujung jalan
Ketika kamboja berteman kembang tujuh rupa
Layu bersama di gundukan tanah basah
Dan nama terbingkai di kayu meranti

Ciparay, 14 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun