Mohon tunggu...
Yuli H.
Yuli H. Mohon Tunggu... Guru - Puisi adalah Isyarat Hati

Dengan puisi kita berbagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Bernyali

25 Juni 2020   23:19 Diperbarui: 26 Juni 2020   15:30 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumput liar mengakar mencengkram tanah
Pohon-pohon menancap kuat menghujam bumi
Kekuatan yang  dipandang sebelah mata
Ketangguhan yang tidak diperhitungkan

Baru tahu...
Ternyata kau tak punya etika
Jauh dari kata pencinta

Rumput liar dan pohon-pohon
Ditempa  hujan
Kemarau panjang
Angin lencang,
Bahkan badai..
Mereka rela tatap berdiri tegak

Tapi baru tahu
Ternyata kau tak punya nyali
Tak berani berkelahi

Ketika rumput tak mampu kau cabut
Kau ambil parang
Parang tak mempan,  kau racuni
Dan ahirnya kau habis kesabaran
Dengan garang kau bakar sampai ke akar.

Ketika pohon berbakti melindungi
Kau khianati sendiri
Kau nyalakan gergaji mesin kau potong mulai dari pangkal
Setelah dibuat tak berdaya  
Kau habisi juga akarnya  
Bahkan tak memberi kesempatan tumbuhnya tunas

Jangan salahkan rumput dan pohon
Bila suatu saat mereka melawan.......

Ciparay, 25 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun