Mohon tunggu...
Yuli Delaveras
Yuli Delaveras Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelola Rumah Baca

Pengelola Rumah Baca Bintang dan Storyteller

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Beradaptasi Pasca Depresi

13 Oktober 2019   20:18 Diperbarui: 13 Oktober 2019   20:30 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Beradaptasi pasca depresi

Seiring berjalannya waktu, saya mulai beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dimana pernah menjadi rutinitas sehari-hari. Bahkan hingga hari ini, saya masih merasa bingung dan harus membuat saya mengingat-ingat cukup lama tentang apa yang akan dikerjakan.

Mungkin karena memori otak yang kembali kosong usai sembuh dari depresi. Maka dari itu saya harus kembali mengisi pikiran-pikiran baru agar tidak merasa bertanya-tanya dan bingung.

Seperti halnya saya yang tidak bisa mengingat nama, orang yang pernah bersinggungan atau tempat yang sebelumnya tidak asing dikunjungi. Bahkan saya harus kembali lewat beberapa kali mencari tempat yang ingin saya kunjungi. Ada yang berhasil ditemukan dan tak jarang pula harus terlewat.

Ketika berkomunikasi, saya juga harus mengingat-ingat apa yang ingin saya sampaikan. Dan tak jarang saya hanya terdiam ketika sedang diajak berkomunikasi. Sementara dulu saya tipe orang yang ramah kepada siapa saja yang menjadi teman bicara.

Sama halnya dengan saat membaca pesan WhatsApp atau komentar di status facebook, saya harus membaca berulang-ulang untuk memahami dan membalas satu persatu. Bahkan tak jarang saya harus menulis apa yang ingin saya sampaikan di aplikasi Microsoft word yang ada di Hp. Sehingga ketika saya sudah paham apa yang dimaksud, saya bisa segera menyalin jawaban yang sudah saya tulis tersebut.

Begitupun ketika harus bercerita, saya tidak dapat mengingat apa yang ingin saya ceritakan. Dan mau tidak mau saya harus kembali belajar dari awal bagaimana untuk bercerita.

Saat bersama anak-anak yang datang, saya sedikit kesusahan dengan apa yang akan saya ajarkan atau apa yang harus saya lakukan bersama mereka.

Entahlah sampai kapan saya harus menunggu hingga semua kembali stabil seperti dulu lagi.

Memang banyak teman-teman yang menawarkan diri untuk menjadi teman cerita. Tapi saya menganggap selama saya masih bisa mengatasi dan berusaha, insyaallah tidak ingin merepotkan. Dan rasanya tidak mungkin akan selalu bergantung pada orang lain. Saya berusaha menikmati setiap proses untuk bisa stabil kembali.

Dan semoga siapa saja yang menjadi lawan bicara atau komunikasi saya bisa memahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun