Pandemi Covid-19 ini membuat semua orang yang diseluruh dunia melakukan pembatasan sosial, menggunakan masker, berada di rumah, dan melakukan segala kegiatan yang biasanya di luar rumah menjadi di rumah saja atau melalui daring. Seperti pada artikel suara.com pandemi covid-19 ini membuat suatu perubahan sosial tanpa direncanakan.Â
Pandemi covid-19 ini sudah membuat semua orang dituntut untuk tidak bertemu, menjaga jarak, dan juga melakukan segala aktivitas menjadi daring. Kini teknologi memiliki peran utama untuk melancarkan aktivitas, seperti aktivitas belajar mengajar, berkumpulnya suatu komunitas, maupun kegiatan kantor seperti meeting. Semua masyarakat mau tidak mau harus mengikuti protokol kesehatan demi terjaganya dari virus Corono ini.
Perubahan-perubahan yang terjadi cukup signifikan bagi komunitas-komunitas di Indonesia. KBMDA merasakan akibat dari pandemi covid-19 ini. Sebelum pandemi covid-19 terjadi biasanya mereka bertemu, melakukan aktivitas bersama-sama, melakukan makrab, serta menampilkan pentas-pentas seni secara offline. Setelah pandemi Covid-19 terjadi KBMDA harus memutar otak bagaimana agar komunitasnya tetap hidup namun tanpa adanya tatap muka secara langsung.Â
KBMDA merasakan perubahan yang cukup besar dari kegiatan online yang seperti ini. KBMDA di tuntut untuk bisa menjaga kesolitan komunitasnya namun secara online. Oleh karena itu KBMDA membuat aktivitas-aktivitas yang menarik namun tetap mengikuti peraturan pemerintah dan peraturan dari Universitas. KBMDA mengalami perubahan yang cukup besar dalam waktu yang singkat.
Menurut Soekanto (1990), perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam suatu lembaga kemasyarakatan yang terjadi dalam suatu masyarakat dan mempengaruhi sistem sosialnya. Dalam perubahan sosial ada empat teori yaitu teori evolusi (evolution theory), teori konflik (conflict theory), teori fungsional (functionalist theory), dan teori siklis (cyclical theory).Â
Namun yang akan saya bahas kali ini adalah teori evolusi (evolution theory). Teori ini pada dasarnya merupakan perubahan yang membutuhkan waktu yang cukup panjang. Teori evolusi ini memiliki tiga cabang lagi, yang pertama  unilinear theories of evolution. Teori ini berpendapat bahwa masyarakat sekaligus kebudayaannya mengalami suatu perkembangan dengan tahapan-tahapan tertentu seperti dari bentuk sederhana, kompleks, kemudian menjadi bentuk yang sempurna.Â
Pelopor dari teori ini adalah Auguste Comte dan Herbert Spencer. Kedua universal theories of evolution, teori ini menganggap bahwa perubahan tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut Herbet Spencer, teori ini merupakan hasil dari masyarakat yang berubah dari masyarakat homogen menjadi masyarakat yang heterogen. Ketiga multilined theories of evolution, teori ini lebih menekankan pada tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Jadi sebuah perkembangan terjadi melalui tahap-tahap tertentu, seperti adanya faktor yang mendorong perubahan tersebut atau hal yang membuat perubahan tersebut mau tidak mau terjadi.
Pada masalah KBMDA dan pandemi covid-19 ini akan saya analisis menggunakan teori evolusi (evolution theory) yang multilined theories of evolution. KBMDA kini mengalami perubahan yaitu harus melakukan segala aktivitas dan kegiatan secara daring atau online. Hal ini tentu di dorong dengan adanya terjadi pandemi covid-19 ini.Â
KBMDA yang dari awalnya melakukan aktivitas secara langsung seperti makrab, pentas seni, dan berkumpul bersama untuk membahas perencanaan-perencanaan yang akan dilakukan KBMDA. Namun untuk saat ini KBMDA dituntut untuk melakukan hal tersebut secara online. Tentu banyak tantangan yang dihadapi oleh KBMDA namun hal tersebut tidak menjadi alasan untuk KBMDA tidak meneruskan tujuan maupun visi dan misinya. KBMDA terlihat cukup solid di saat masa pandemi covid-19 ini.
Daftar Pustaka
Suara.com. (2020, 1 Desember). Perubahan Sosial yang Terjadi Covid-19. Diakses pada 23 Maret 2021, dari sini