Saya adalah seorang guru PLH dan Biologi yang sudah mengajar di SMAN 1 Nglames sejak tahun 2009. Sudah 13 tahun saya mengajar di kelas, memberikan materi, melakukan penilaian dan evaluasi, Â dilanjutkan dengan melakukan refleksi pembelajaran, sesuai dengan tuntutan kurikulum .Â
Namun masih ada hal yang belum tercapai bahwa hakikat guru dalam pendidikan dinyatakan tidak hanya sekedar mengajar saja namun juga mendidik siswa untuk membentuk karakter yang baik itu lebih utama. Sebelumnya saya masih bingung membedakan mengajar dan mendidik, namun setelah saya tergabung dalam calon guru penggerak angkatan 5 dalam mempelajari modul 1 maka terbelalak mata ini untuk memahami perbedaan tersebut. Saya mulai belajar tentang pembelajaran yang sebenarnya, yang meneladani Bapak Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara.
KI HAJAR DEWANTARA mengatakan bahwa pendidikan adalah tempat persemayaman benih-benih kebudayaan masyarakat, guru bertugas menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Siswa itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam. Anak dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pendidik.Â
Meskipun biji jagung adalah bibit yang kurang baik atau kurang berkualitas, namun dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari petani. Sebaliknya meskipun bibit jagung yang disemai itu adalah bibit-bibit berkualitas baik, namun bila tumbuh di lahan yang gersang, tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta tangan dingin petani, maka biji jagung itu tidak akan tumbuh optimal.
Anak lahir dengan kodrat alam dan dikelilingi kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing, guru tidak bisa menghapus sifat dasar. Yang bisa dilakukan adalah menunjukkan, menuntun, dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat baiknya, hingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya.
Kodrat zaman, guru harus memberikan bekal keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya, dan menyesuaikan diri. Guru harus menyiapkan siswa dengan kecakapan Abad 21 yang meliputi ; (1) keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skill); (2) kecakapan berkomunikasi (Communication Skills); (3) kreativitas dan inovasi (Creativity and Inovation); (4) Colaboration (kolaborasi).
Berdasarkan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara maka saya terpacu untuk melakukan aksi nyata untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran di kelas maupun membentuk karakter dalam mendidik siswa. Salah satu hal yang saya lakukan adalah mengaplikasikan pendidikan itu menuntun sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Dalam hal ini kegiatan bertepatan dengan adanya Lomba Pemilihan Putra Putri Lingkungan Hidup tahun 2022 yang diselenggarakan kerjasama Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Kantor KEMENAG Kab Madiun dan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Madiun
Saya sebagai pembina ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) mengemban tugas membimbing siswa dalam perlombaan tersebut membuat karya ilmiah, melakukan praktek penelitian, membuat video, membuat presentasi dan mempersiapkan tanya jawab wawancara tentangkarya lomba selain membentuk karakter siswa agar mampu berusaha yang terbaik menjadi juara di tingkat Kabupaten Madiun.
Setiap anak memiliki hak yang sama untuk mengikuti lomba. Pada tahap persiapan saya melakukan seleksi untuk peserta lomba. Tahap ini saya menginformasikan bahwa bagi siswa yang berminat untuk mengikuti lomba membuat proposal penelitian sesuai dengan tema yang diajukan dengan lomba dala tenggat waktu 3 hari dengan ketentuan yaitu Judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, kajian pustaka, metode dan analisa pembahasan yang dilengkapi dengan daftar pustaka.Â
Dalam seleksi tahap ini siswa terpilih 5 putra dan 5 putri yang akan dipilih satu putra dan putri saja yang maju mengikuti kompetisi lomba. Dalam proses pembuatan proposal ini sudah saya buka info untuk dapat konsultasi mengenai tema dan proses pembuatan proyek penelitian.Â
Hal ini salah satu proses saya mengajar dan menuntun siswa  serta mendidik karakter mandiri, inovasi, tanggung jawab, disiplin, menata manajemen waktu yang ditentukan, kemampuan literasi yang kuat untuk membaca peluang jenis karya yang diminati sesuai degan tema lomba.Â
Tahap selanjutnya seleksi final peserta lomba putra putri lingkungan hidup terpilih 1 orang siswa putra yaitu Davigo Hildan Erlangga dengan tema Sabun Lidah Buaya Multiguna dan bernilai ekonomis dan 1 siswa putri Kayla Winaru Mayfura dengan judul pembuatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi.Â
Sedangkan 8 peserta yang lain berkesempatan untuk mengikuti lomba Inotek di Dinas Propinsi Jawa Timur untuk melanjutkan proyek penelitian karya ilmiah inovasinya. Tahap ini sangat ketat sebab ketentukan karya yang dipiling bagi karya paling lengkap dan sesi wawancara untuk mengetahui pemahaman karya ilmiah dan keseriusan mengikuti lomba.Â
Dua siswa tersebut selanjutnya mendapat bimbingan khusus untuk memperbaiki dan melengkapi karya ilmiah sesuai dengan ketentuan lomba. Saya membimbing dengan sabar walau bulan puasa dan menjelang libur hari raya saya memberi waktu bimbingan 24 jam tidak terbatas  waktu. Kemudian menata konsep untuk praktek dari 2 proyek tersebut selama 1 hari.Â
Siswa berkolaborasi menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan eksekusi untuk praktek selama 3 hari. Dilanjutkan melengkapi karya tulis dengan praktek yang telah dilakukan sebagai lampiran karya ilmiah. Setelah selesai kemudian mengupload segala ketentuan administrasi lomba seperti surat dukungan orang tua, surat bebas narkoba, dan formulir pendaftaran serta karya tulis. Alhamdulilah masuk verifikasi lomba finalis 5 besar se kabupaten Madiun.Â
Kemudian tahap finalis harus membuat video dan bahan presentasi lomba. Sehingga siswa kemudian dibimbing membuat video dan PPT yang sesuai dengan karya tulis serta diberi gambaran tentang tanya jawab soal yang akan ditanyakan dewan juri. Video yang telah dibuat diupload channel youtube sekolah dan media sosial untuk mendapat penilaian, masukan dan saran. Tahap finalis datang ke Gedung Setda Kabupaten Madiun, dengan 3 dewan juri bersama 10 finalis putra putri Lingkungan Hidup tigkat SMA SMK MA Kab. Madiun. Dilakukan penayangan video, presentasi dan tanya jawab 10 peserta dan alhamdulillah akhirnya siswa SMAN 1 Nglames mendapat juara 1 untuk Putra LH dan juara harapan 2 untuk putri LH tahun 2022 Kabupaten Madiun.Â
Hal ini menunjukkan perjuangan guru dalam mengajar dan mendidik serta menuntun siswa sesuai dengan kodrat alam dan zaman untuk mencapai ketrampilan abad 21 yaitu siswa kritis melihat fenomena di lingkungan sekitar, kreatif membuat karya ilmiah yang inovatif dan melakukan praktek penelitian, kolaborasi dalam melakukan praktek dibutuhkan kerjasama dengan teman dan lingkungan sekitar, serta komunikasi dalam menginformasikan data, mempresentasikan, menggunakan media sosial yang baik seperti Youtube, FB, IG, WAG, dll media pembelajaran.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H