"Rondo Bolong" akhir-akhir ini menyita perhatian rakyat Indonesia. Kata "Rondo Bolong" atau bila dialih bahasa Indonesiakan menjadi "Janda Bolong" atau yang biasa disingkat "Janbol" saat ini tengah viral dan diburu banyak orang. Eit, tunggu dulu.
Pikirannya jangan macem-macem saat dengar istilah "Janda bolong" ya. Kata ini bukan merujuk pada kata Janda pada arti yang sesungguhnya, tetapi nama ini melekat pada salah satu jenis tumbuhan yang tengah menjadi primadona di kalangan pecinta tanaman Indonesia.
Nama yang sensasional itu mendongkrak penjualan daun yang bewarna hijau tua dan berlubang-lubang tengahnya. Lubang yang ada di daun bukan karena rusak atau buatan, tetapi memang original bentuk daunnya seperti itu. Makin oval lubangnya maka semakin mahal harga dari tanaman ini.
Saya mencoba browsing harga tanaman ini di beberapa toko online semisal tokopedia, ternyata untuk ukuran daun 15 cm-80 cm ada yang dibandrol 15 - 25 juta rupiah. Harga tersebut untuk satu lembar daun saja, bila satu tanaman berdaun empat, maka harganya bisa mencapai 80 - 100 juta rupiah.
Baca juga: Usaha Tanaman Hias: Janda Bolong dengan Manfaat Multiplier Effect
Wuiih... harga yang sangat fantastis untuk ukuran sebuah tanaman kecil. Saya jadi berpikir bahwa daun janda yang bolong lebih mahal daripada mahar pernikahan saya waktu saya masih gadis dan belum bolong... hahaha...
Bukan bentuk tanaman dari janbol ini yang menarik perhatian saya, karena memang saya bukan pecinta tanaman hias. Yang menarik justru penyebutan atau nama yang diberikan pada tanaman ini.
Nama asli tanaman ini adalah monstera adansonii variegated dari famili Araceae. Sebenarnya tidak terlalu sulit pelafalannya, secara morfologis "Monstera", tersusun dari 8 huruf, 3 vokal dan 5 konsonan. Pelafalannya terbagi dalam 3 suku kata yaitu "mons-te-ra", bagi lidah orang Indonesia, dua suku kata akhir yang bersuara vokal sebenarnya tidak sulit dilafalkan.Â
Ada suatu referensi dari mana asal nama janda bolong yang fenomenal ini.
Yuzami, seorang peneliti dari LIPI mengungkapkan bahwa penamaan montera adansonii asalnya dari bahasa Jawa, yaitu Ron- dho (podho) - bolong. (CNNIndonesia, 6/10).
Dalam bahasa Jawa Kromo Inggil (tingkatan bahasa Jawa paling tinggi), kata "Ron" artinya daun (bila tingkat bahasa ngoko_bahasa Jawa level biasa_ daun disebut dengan godhong). Sedangkan kata "dho" Â berasal dari kata "podho" (artinya sama). Dan kata "bolong" artinya lubang. Jadi kurang lebih artinya daun yang sama berlubang.
Baca juga:Â Ada Apa dengan Si Janda Bolong, Dark Lord, Alocasia, dan Serotonin?