Mohon tunggu...
Yulia yusuf
Yulia yusuf Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati pendidikan dan penikmat sastra

guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Tank" Vs Imunitas Tubuh

11 September 2020   19:23 Diperbarui: 11 September 2020   19:37 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram @lamber_turah

Hampir 6 bulan isi media massa baik elektronik maupun cetak dan berbagai media sosial adalah berita seputar Covid-19, Corona dan segala dampaknya bagi kehidupan. Angka penderita Covid yang terus menanjak tiap harinya, daerah-daerah dengan dominasi warna orange, merah bahkan hitam dan ancaman resesi ekonomi tak ayal membuat kehidupan masyarakat terlihat menjadi sangat serius karena dikepung berita-berita yang menegangkan seperti itu. Kehidupan jadi tegang dan manusia menjadi stres. Media lupa, bila stres adalah sumber dari turunnya imunitas tubuh menghadapi penyakit.

Tapi malam ini (menjelang pagi-11/9), saya menemukan sebuah berita dengan narasi singkat di beranda Instagram yang membuat saya tertawa terpingkal-pingkal sampai mengeluarkan air mata tengah malam. Berita tersebut dipublikasikan oleh akun @lambe_turah yang memposting sebuah berita yang dilengkapi video pada 8 jam yang lalu  (saat saya menulis artikel ini jam menunjukkan pukul 01.03).

Narasi di video tersebut hanya berisi 3 paragraf pendek. Masing-masing paragraf berisi hanya satu kalimat majemuk yang sedikit panjang.
Bukan karena isi berita yang lucu, wong artikel yang saya baca tentang sebuah kecelakaan serius.

"Sebuah kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan Rajamandala, kecamatan Cipata, kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Tank tempur milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) seruduk gerobak tukang tahu goreng dan beberapa sepeda motor yang berada di tepi jalan.
Beruntung tank tempur tersebut tidak merenggut nyawa warga, hanya saja gerobak tukang tahu goreng dan 4 unit sepeda motor hancur dihantam badan tank"

Sampai di sini saya masih belum bisa tertawa, kening saya malah berkerut dalam, membayangkan bagaimana ngerinya sebuah kecelakaan yang tidak lazim terjadi.

Tapi semua rasa penasaran dan kekhawatiran saya di awal menjadi anti klimaks saat saya membaca komentar-komentar dari Netizen Instagram.
Dalam jangka waktu 8 jam artikel tersebut dipublikasikan, videonya telah ditonton lebih dari 2.030.787 kali dan komentar netizen sudah tembus 9953 komentar.

Membaca komentar-komentar inilah yang membuat saya tidak bisa menahan tertawa hingga perut kaku. Kok bisa?

Harusnya emosi saya teraduk karena membaca berita kecelakaan, tetapi begitulah kenyataannya, semakin saya scroll ke bawah semakin bervariasi pula komentarnya.

Dan anehnya, kali ini netizen Indonesia pada umumnya menyikapi kecelakaan tersebut dengan santai dan bercanda. Hanya sedikit komentar yang bernada sarkasm, selebihnya adalah komentar yang membuat pembaca tertawa dan lupa berhenti.

Seperti komentar akun alanjoo, "lowh mas, kok pulang jalan kaki?, motornya mana?. ". "Ditabrak tank!!", komentar tersebut mendapatkan 9448 suka dan 514 balasan lainnya.  

Komentar lainnya dari akun bryncchiilll, "ditabrak kereta memanglah epic, tetapi pernah ga si lo ditabrak tank", komentar ini mendapat 3764 suka.

Berita terbaru menyebutkan bahwa TNI sudah mengganti semua kerugian materiil yang dialami warga. Bahkan nominalnya lebih besar dari permintaan korban. "Iya, betul. Kita sudah ganti rugi" kata Kapendam III/Siliwangi. Kolonel inf. FX Sri Wellyanto pada Indozone (10/9).

Di luar rasa empati dan keprihatinan buat korban yang tertabrak, sepertinya masyarakat Indonesia sudah penat dengan berita-berita yang menegangkan selama berbulan-bulan ini. Sehingga berita kecelakaan yang tak lazimpun menjadi guyonan tersendiri yang menghibur bagi para pembacanya. 

Semalam, setelah membaca komentar netizen di artikel lambe_turah dan  dapat menghentikan tertawa, saya merasa pikiran jadi fresh dan ringan. Mungkin saat itulah, kelenjar hipofisis di syaraf pusat saya tengah memproduksi hormon endorfin, satu dari 4 jenis hormon bahagia yang diproduksi oleh tubuh manusia, yaitu serotonin, dopamin, endorfin dan oksitosin yang dapat meningkatkan imun tubuh secara alami di masa pandemi ini.

Tidak disadari bahwa ternyata sebuah "tank" dapat menjadi sumber imunitas tubuh manusia Indonesia saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun