"Kreativitas adalah kecerdasan untuk bersenang-senang"Â (Albert Einsten)
Entah berapa kali HPku nublek, jatuh ke depan dalam kondisi tengkurap (Jawa).
Hp itu saya letakkan di atas helm agar sejajar dengan wajah saya. Mestinya insiden HPÂ nublek tidak akan terjadi bila saya menggunakan tripod. Semuanya akan berjalan lancar dan tentu saja lebih keren,Â
Coba bayangkan seorang guru take video menggunakan tongkat berkaki tiga di hadapannya. Wuih,... pastinya saya sudah berasa jadi Ria ricis atau AHHA (Atta Halilintar) si YouTuber terkenal.
Pada saat teaching from home akibat wabah Corona seperti saat ini, membuat kami para guru harus memutar otak bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran yang mudah dipahami siswa dan menarik.
Apalagi untuk pelajaran yang ora umum seperti bahasa Jepang. Siswa tidak bisa belajar hanya menggunakan media tulisan, atau Power Point biasa saja.
Media pembelajaran daring bahasa asing harus ada penyontohan berupa visual untuk mengetahui pelafalan yang benar. Penggunaan kosakata dalam kalimat pun perlu dipraktikkan, karena mempelajari bahasa asing hakikatnya adalah meniru. Meniru pelafalan, meniru gesture dan sebagainya.
Maka siapa yang menyangka, bila pagebluk membuat guru menjadi pengisi konten, vloger bahkan YouTuber. Tentu saja jangan dibayangkan bila konten yang disajikan para omar bakrie ini berisi prank-prank tidak jelas seperti para YouTuber terkenal dengan belasan juta suscribernya itu.
Anda jangan membayangkan pada saat take video, saya menggunakan kamera khusus semacam DLSR yang harga termurahnya setara 2 kali tunjungan profesi guru.Â
Saya hanya menggunakan alat seadanya, kamera HP Samsung J7+ yang lensanya mulai buram karena pernah jatuh berkali-kali. Juga jangan dibayangkan bila saya dibantu asisten yang siap sedia untuk take atau pause video kapanpun saya mau.