“Kalau main bola, hati-hati dong. Kena kaca kan, tuh lihat tangan Mita berdarah kena percikan kaca. Ayo kamu minta maaf!” teriak Zahira dengan kesal melihat sahabatnya yang sedang kesakitan.
Dengan sikap acuhnya, Yudi tak menghiraukan Zahira. Dia malah mengajak teman-temannya untuk melanjutkan bermain bola.
Zahira yang semakin kesal dengan perlakuan Yudi, segera menghampiri Mita dan bermaksud akan melaporkan kenakalan Yudi itu.
**Di tempat yang lain**
“Ayo Bu, tangan Mita berdarah!” ajak Salwa meminta agar Bu Endah segera melihat keadaaan temannya yang sedang menangis kesakitan di kelas.
“Iya, ayo!” dengan sigap Bu Endah segera melihat keadaan Mita.
“Anak-anak, tolong beri ibu jalan!” kata Bu Endah saat tiba di kelas dan melihat kerumunan anak di sana.
“Hiks …. Hiks…. Hiks…. Sakit, Bu!” Mita merintih kesakitan.
“Coba ibu lihat, dan tolong ambilkan kotak P3K!” pinta Bu Endah.
“Ini, Bu” salwa memberikan kotak P3K itu.
Bu Endah mengambil kotak itu, segera membersihkan dan memberikan pertolongan pertama pada luka di tangan Mita. Setelah diperhatikan ternyata lukanya cukup dalam, akhirnya Bu Endah bersama guru piket membawa Salwa ke Puskesmas agar lukanya diobati.