Bangkalan, 23 Juli 2024 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 2 Universitas Trunojoyo Madura berkolaborasi dengan ibu-ibu PKK di Desa Banyusangka, Madura, untuk mengubah minyak jelantah menjadi sabun padat yang berkualitas. Proyek kreatif ini tidak hanya membawa manfaat ekonomi bagi warga, tetapi juga memberikan solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan minyak bekas.
Awalnya, mahasiswa KKN melakukan observasi dan menemukan bahwa banyak warga yang belum paham mengenai potensi minyak jelantah. Melihat potensi dari minyak jelantah tersebut, mereka kemudian berdiskusi dengan ibu-ibu PKK untuk mencari cara agar minyak tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.
"Kami menyadari bahwa minyak jelantah memiliki banyak kandungan yang masih bisa dimanfaatkan. Jika diolah dengan benar, minyak ini bisa dijadikan sabun yang lebih terjangkau bagi warga," ujar Riski, salah satu mahasiswa KKN.
Bersama-sama, mahasiswa KKN dan ibu-ibu PKK mengadakan pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah. Mereka menunjukkan proses dasar mulai dari penyaringan minyak, pencampuran bahan-bahan, hingga proses pencetakan sabun padat yang berkualitas.
Antusiasme warga dalam mengikuti pelatihan tersebut sangat tinggi. Ibu-ibu PKK dengan cekatan mempraktikkan setiap tahapan pembuatan sabun, dari awal hingga akhir. Mereka juga belajar untuk melakukan proses curing agar sabun memiliki tekstur yang lebih padat dan tahan lama.
"Sebelumnya kami tidak tahu bahwa minyak bekas bisa diolah menjadi sabun yang jauh lebih murah dari produk di pasar. Ini sangat membantu kami dalam menghemat pengeluaran bulanan untuk kebutuhan rumah tangga," ungkap Ibu Evi, salah satu peserta pelatihan.
Selain manfaat ekonomi, proyek ini juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. Dengan mengubah minyak jelantah menjadi sabun, warga dapat mengurangi jumlah limbah minyak bekas memasak di rumah
"Kami berharap, melalui proyek ini, warga dapat menjadikan minyak jelantah sebagai sumber daya yang berharga. Bukan hanya untuk menghasilkan sabun, tapi juga untuk mendukung gaya hidup yang lebih ramah lingkungan," tutur Riski.