Mohon tunggu...
Yuliati Dewisaputri
Yuliati Dewisaputri Mohon Tunggu... Guru - slb negeri salatiga

saya seorang guru berkebutuhan khusus. hobi saya membaca dan saat ini mau mencoba membuat artikel untuk meningkatkan kompetensi sebagai guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Belajar dengan Anak Autis

15 Mei 2023   14:16 Diperbarui: 15 Mei 2023   14:18 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak autis adalah anak yang unik. Pernah mengajari anak autis mulai dari umur 2 tahun sampai SMP kelas 3, dan ketika SMA harus di lepas karna pindah tugas.  Waktu yang cukup lamadan sudah seperti keluarganya. Anak ini tidak bersekolah di SLB tetapi di Sekolah Inklusi. Belajar dengan nya secara private, saya kerumahnya seminggu 2 kali.

Peran orang tua yang luar biasa sehingga bisa membawa anak ini sampai di titik ini. Tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan demi perkembangannya. Mulai dari biaya Terapi Wicara, Okupasi Terapi, Terapi perilaku, Suplemen, Konsultasi Psikolog, Konsultasi psikiater.

Pertama kali bertemu ketika umur 2 tahun, anak ini tidak mengeluarkan verbal selalu menunjuk ketika menginginkan sesuatu.  Masih teringat belajar pertama kali anak ini merengek hampir 1 jam, dan itu berlangsung beberapa kali pertemuan. Meski anak ini selalu merengek tapi tetap mau mengerjakan tugas (bermain puzzle, meronce, menyamakan gambar, membuat garis). Anak ini dulu diet ketat untuk tidak mengkonsumsi gula dan gandum,makanannya benar benar dijaga. 

Ketika usianya 4 tahun, ia masuk TK umum yang tujuan awalnya untuk belajar sosialisasi. Alhamdulilah anak ini bisa mengikuti, dan perlakukan guru ke dia tidak ada bedanya. Di awal dia ada shadow untuk mendampingi dia belajar di kelas. 

Usia 7 tahun anak ini masuk SD Inklusi. Di  masa ini permasalahan yang sering muncul ketika anak kesulitan dalam memahami materi yang bersifat abstrak. Ketika anak kesulitan dan dia merasa frustasi akan muncul tantrumya. 

Ketika usia 13 tahun anak ini masuk SMK, dan dia mengambil pilihan Tata Busana. Dukungan keluarga yang bagus, mau mendengarkan keinginan anak ini jadi kunci keberhasilannya. 

Ya pilihan dia tata busana, yang kebetulan mamanya seorang desainer dan mempunyai butik. Sukses terus ya Nak

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun