Mohon tunggu...
yuliarozananda
yuliarozananda Mohon Tunggu... -

ilmu komunikasi 2014 UNSRI (bukit)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Museum SMB II , Wisata Sejarah Seru

15 Februari 2016   16:31 Diperbarui: 15 Februari 2016   19:23 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="museum SMB II"][/caption]Wisata seru , siapa bilang kalau berkunjung ke museum membosankan?

Sudah pernah mengunjungi musem Sultan Mahmud Badaruddin II? Kalau belum bisa dicoba wisata sejarah kesini, kita bisa merasakan betapa menyenangkannya wisata sejarah, museum Sultan Mahmud Badaruddin II atau biasa disebut SMB II ini terletak di seberang Sungai Musi ini memiliki bentuk asli bangunan tidak berubah dari masa awal pendiriannya.

Jembatan Ampera yang menjadi salahsatu daya tarik kota palembang berdiri hampir bisa dikatakan dekat dengan museum ini, sehabis dari berwisata sejarah di mesuem ini kita bisa langsung melihat indahnya pesona jembatan Ampera.

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Wisata Sejarah Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Museum ini memiliki peninggalan sejarah mengenai Palembang. Terletak di tepi sungai Musi, museum ini memamerkan berbagai koleksi dari mulai arkeologi, etnografi, biologi, seni dan terutama informasi tentang pengumpulan mata uang (numismatics) sampai studi atau koleksi mata uang.

Di museum ini, Anda bisa menemukan berbagai peninggalan sejarah dari mulai koleksi foto prasasti Kedukan Bukit, patung-patung Buddha kuno dan Amarawati Ganesha, serta berbagai sisa-sisa sejarah lainya termasuk yang berasal dari era Sriwijaya.

Sultan Mahmud Badaruddin II adalah penguasa Palembang sejak 1803 sampai 1821. Museum ini pernah menjadi istana Kesultanan Palembang Darussalam. Awalnya disebut sebagai Keraton Kuto Kecik atau Keraton Kuto Lamo, bangunan ini bersama dengan Masjid Agung Palembang dibangun pada masa Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo atau SMB I. Berbeda dengan bangunan lain dari era yang sama yang menggunakan kayu, istana ini dibangun dengan batu bata. Dengan kedatangan Belanda pada abad ke-17, istana diduduki oleh tentara kolonial. Selama perang Palembang pada 1819, Belanda mendaratkan 200 pasukannya yang ditempatkan di Keraton Kuto Lamo. Setelah Sultan Mahmud Badadruddin II ditangkap dan diasingkan, Belanda menjarah dan menghancurkan bangunan-bangunan di Palembang, termasuk Keraton Kuto Lamo. Pada tahun 1823, Belanda mulai merekonstruksi reruntuhan bangunan. Reruntuhan Keraton Kuto Lama, dibangun kembali menjadi tempat tinggal komisaris Kerajaan Belanda di Palembang, Yohan Isaac van Sevenhoven. Pada 1842 bangunan itu selesai dan secara lokal dikenal dengan rumah siput.

Sejarah memegang peranan penting akan keberadaan bangunan ini ketika Jepang tiba di tahun 1940-an. Dengan Perang Dunia ke-2 yang berkecamuk di Pasifik, bangunan bersejarah ini dimanfaatkan jepang sebagai basis militer mereka. Setelah Indonesia memproklamasikan Kemerdekaan tahun 1945, bangunan ini menjadi pangkalan militer resimen IV Indonesia: Sriwijaya.

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan tempat yang sempurna untuk menjelajahi sejarah Palembang. Dari era Sriwijaya, Kesultanan Palembang Darussalam, era kolonial Belanda dan pendudukan Jepang hingga masa awal kemerdekaan Indonesia semua disajikan dalam 368 koleksinya. Arsitektur bangunannya sendiri termasuk unik karena merupakan kombinasi dari masa kolonial Belanda dan gaya asli istana Palembang.

[caption caption="SMB II"]

[/caption]

Setelah menyusuri sejarah dan peninggalan Sriwijaya salah satu pilihan untuk menghabiskan waktu di sekitaran ampera, kita bisa berwisata kuliner menikmati berbagai macam cita rasa makanan palembang, atau hanya ingin duduk bersantai di tempat-tempat dalam gedung dermaga point, atau ingin berbelanja ke pasar 16, dan hanyak mengajak anak bermain disekitaran tepi sungai musi.

Wisata Kuliner

Ketika lapar , jangan merasa takut susah mencari makanan di dekat musem ini. Sudah kita ketahui palembang sendiri adalah kota yang kaya akan cita rasa kulinernya. Jika kalian merasa lapar dan tidak mau jauh mencari tempat makan, disekitar museum terdapat restoran apung, kalian bisa menikmati sensi makan diatas perahu besar. Restoran ini menyediakan makanan palembang seperti pindang, pempek dan makanan khas palembang lainya. Anda dapat menikmati hilir mudik perahu nelayan yang menghiasi pemandangan sekitar dan menambah santai saat makan siang. Ketika sore kalian bisa menikmati makanan seperti mie tek-tek, nasigoreng, pempek dan ada banyak makanan lain di tepian yang terletak di depan museum itu sendiri.

Berbelanja

Setelah menyusuri sejarah dan peninggalan Sriwijaya tapi belum merasa lapar bisa jadi belanja adalah salah satu pilihan untuk menghabiskan waktu di sekitaran ampera. Kita bisa membeli souvenir yang ada di sekitar sungai atau berbelanja ke toko-toko di Pasar 16 Ilir. Sekitar 2 kilometer dari sana, Anda juga dapat menemukan pusat songket. Kemudian 50 meter berikutnya ada pusat ukiran Lekeur. Di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II sendiri tersedia toko yang menjual berbagai macam souvenir.

Wisata bermain

Saat hari sore di tepian sungai musi yang menjadi kebanggan masyarakat indonesia biasanya banyak orang yang berkujung, entah itu masyarakar palembang sendiri atau wisatawan. Di tepian sungai musi ini biasanya banyak orang yang menjajakan dan menyewakan permainan seperti mini scooter, becak kecil, odong2 dan banyak yang lain.  Ditambah dengan mainan anak lainnya. Anak – anak bisa senang bermain disini.

Ampera jadi tempat nongkrong kaula muda?

Yaaah, ada gedung “dermagapoint” terletak dekat museum disini biasanya banyak kaula muda yang menghabiskan waktu untu makan atau hanya nongkrong saja. Mereka bisa menikmati panorama ampera dan sungai musi dari gedung ini. Didalam gedung ini pun tak hanya ada satu tempat makan atau tempat nongkrong tapi ada banyak tempat di dalam gedung ini.

Jika dilihat dari beberapa hal ini bisa dibayangkan betapa menyenangkan saat berkunjung ke museum Sultan Mahmud Badaruddin II ini, setalah mengetahui sejarah dan menambah ilmu kita bisa lansung berekreasi disekitar museum ini.

Museum ini buka setiap hari mulai dari pukul 08.00 – 16.00 WIB di hari senin sampai kamis, pada hari jumat museum ini akan tutup lebih awal yaitu pukul 11.30 WIB. Pada hari sabtu minggu buka dari puku; 09.00 – 16.00 dan museum akan di tutup pada hari libur nasional. Harga tiket masuk ke museum Rp. 1000/orang untuk pelajar, Rp. 2000/orang untuk mahasiswa, Rp. 5000/orang untuk wisatawan domestik dan RP. 20.000/orang untuk wisatawan asing.

Untuk transportasi ke museum ini sendiri kalian bisa menggunakan mobil sewaan, taksi, atau angkutan umum. Di pusat kota, ada sembilan jenis angkutan umum, di antaranya adalah bus kota dari berbagai tujuan yang dapat membawa Anda ke Ampera dengan ongkos Rp1.5000-Rp5.000. jadi apa yang ditunggu? mari kita berkunjung ke museum dan nikmati semua ke seruannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun