Mohon tunggu...
Yulia Rahmawati
Yulia Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FISIP Universitas Airlangga Surabaya

Menulis adalah salah satu cara mengabadikan ingatan

Selanjutnya

Tutup

Love

"Confess" atau Tidak Kamu Tetap Keren

18 Maret 2024   22:05 Diperbarui: 18 Maret 2024   22:15 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah percintaan adalah salah satu cerita menarik yang dirasakan kala masa remaja. Masa remaja merupakan dimana seseorang  mencari jati dirinya salah satunya dengan mengenal lawan jenis atau biasa disebut pacaran. Menurut Erickson (dalam Santrock, 2003) pengalaman romantis pada masa remaja dipercaya memainkan peran yang penting dalam perkembangan identitas dan keakraban.  Sebelum memulai sebuah hubungan biasanya seseorang akan menyatakan cinta terlebih dahulu kepada seseorang yang mereka sukai atau anak zaman sekarang menyebutnya dengan istilah confess. Confess berasal dari bahasa Inggris yang berarti mengakui atau menyampaikan. Menyatakan cinta atau confess kepada orang yang disukai bukanlah sebuah perkara yang mudah. Namun, beberapa orang dari mereka  mengatakan bahwa menyatakan cinta adalah sesuatu hal yang gampang.

Masing-masing kategori memiliki alasan dan pilihan rasional yang mendasari tindakannya. Ada beberapa alasan orang memilih diam ketika mereka sedang jatuh cinta. Alasan yang mendasarinya diantaranya yaitu gengsi, takut ditolak, malu, insecure, takut menjadi asing dan alasan ketakutan lainnya yang dipikirkan. Mungkin bagi sebagain orang confess memiliki resiko besar apalagi jika hal tersebut berkaitan dengan hubungan mereka yang pada awalnya adalah  teman baik. Pernyataan cinta dikhawatirkan menjadi boomerang dan membuat pertemanan menjadi berantakan. 

Oleh sebab itu ada sebagian orang ketika jatuh cinta memilih untuk diam dan cenderung memendam.Disisi lain mereka yang memilih mengutarakan perasaanya beranggapan bahwa "jika tidak dicoba kapan kita tahunya". Begitulah kira-kira prinsip yang melandasi tindakan mereka. Confess menjadi sarana bagaimana kita mengetahui perasaan orang yang kita sukai. Ada juga yang menjadikan confess sebagai sarana untuk melampiaskan perasaan dalam hatinya terlepas nantinya perasaannya terbalas atau tidak. 

Setiap keputusan yang diambil tentunya memiliki keuntungan dan kerugian yang didapat. Ketika seseorang memilih confess mereka akan mengetahui bagaimana perasaan orang yang mereka sukai sehingga mereka tidak lagi menebak-nebak dalam ketidakjelasan. 

Selain itu bagi mereka yang memilih confess ada kemungkinan untuk diterima meskipun penolakan juga menjadi jawaban yan harus dipersiapkan.  Namun, ketika seseorang memilih diam mereka akan menemukan ketenangan dalam pertemanan. Ketika seseorang menyukai teman dalam satu lingkaran pertemanan  kemungkinan besar pertemanan mereka akan berjalan baik. Banyak kasus ketika pertemanan berubah menjadi suka justru membawanya pada keasingan. 

Hal tersebut memang tidak bisa menjadi acuan seluruhnya karena pada kasus lain beberapa dari mereka tetap berhubugan baik meski pertemanan berubah menjadi perasaan suka.  Seseorang yang memilih untuk tidak confess juga telah mempertimbangkan dengan matang kerugian dan keuntungan dari pilihan yang mereka ambil. Jadi, ketika seseorang memutuskan untuk diam, bukan berarti seseorang tersebut tidak hebat. Mereka juga sudah hebat bisa memilih tetap diam dengan segala resiko yang kemungkinan terjadi yaitu melihat seseorang yang disukai memilih orang lain. Semua memiliki baik dan buruknya tinggal bagaimana kita memilih yang menurut kita worth it untuk dilakukan.

Supaya tidak salah langkah untuk mengambil keputusan apakah memilih confess atau tidak ketika menyukai seseorang, pertama coba kenali siapa dia. Artinya dia adalah tipe orang yang bisa dicintai dengan diam atau tidak. Sederhananya dia adalah tipe orang yang jika kita menyatakan cinta justru tersinggung atau menghargai. Begitu juga sebaliknya dia tipe orang yang jika kita menyukai secara diam dia peka dengan sinyal kode atau tidak. Sehingga keputusan untuk confess atau tidak menjaid lebih terencana.

Good luck

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun