Mohon tunggu...
Yulia Rahmawati
Yulia Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FISIP Universitas Airlangga Surabaya

Menulis adalah salah satu cara mengabadikan ingatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Merawat Tradisi 'Yasinan' sebagai Wadah Bersosialisasi dan Beribadah

21 Juli 2022   19:11 Diperbarui: 21 Juli 2022   19:14 1691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masyarakat tentu saja tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan, tradisi, adat istiadat, dan kearifan lokal. 

Terutama masyarakat pedesaan dan masyarakat tradisional yang masih memegang erat nilai-nilai baik itu kebudayaan atau tradisi. Salah satu tradisi yang masih ada sampai sekarang terutama pada masyarakat Jawa adalah tradisi Yasinan. Yasinan mungkin sudah tidak asing di telinga masyarakat terutama masyarakat Jawa. 

Yasinan adalah suatu kegiatan atau perkumpulan kebudayaan bernuansa Islam yang berkembang di kalangan masyarakat Jawa. 

Istilah yasinan sendiri hanyalah penyingkatan kata dari kata Yasin atau Surah Yasin (Hayat, 2014). Yasinan berarti kegiatan membaca Surah Yasin, disertai bacaan tahlil,yang biasanya dilakukan secara berjamaah (bersama-sama). Tujuan dari adanya yasinan ini biasanya adalah  untuk mengirimkan doa kepada arwah leluhur yang telah tiada. 

Perjalanan tradisi yasinan hingga era saat ini merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Tradisi atau culture  ini sudah ada sejak lama namun masih eksis sampai saat ini terutama di masyarakat desa di Jawa. Untuk itu saya tertarik mengamati fenomena ini karena memang kebetulan saya tinggal di salah satu desa di Kota Ponorogo yang memang cukup dibilang masih memegang tradisi-tradisi. 

Saya tertarik mengamati tradisi ini karena saya ingin mengetahui sebenarnya apa prespektif yasinan sendiri bagi masyarakat di desa saya. Selain itu saya ingin mengetahui apa hal yang menyebabkan tradisi yasinan masih berjalan rutin hingga saat ini.

Observasi yang penulis lakukan bertempat di salah satu jamaah Yasin RT/RW 05/03, Desa Jalen, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo,  Jawa Timur. Dalam observasi ini penulis turut menyertakan dua orang informan yang merupakan salah satu anggota jamaah Yasin. Yasinan di jamaah yasin ini sudah ada sejak tahun 90-an. 

Tempat untuk yasinan sendiri diatur secara bergantian dari rumah warga satu ke rumah warga lainnya. Yasinan rutin ini dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada hari Kamis malam atau malam Jumat sekitar pukul 18.30 sampai dengan selesai.

Informan A mengatakan bahwa yasinan adalah sarana untuk memperkuat ibadah serta wadah untuk mendoa'akan leluhurnya yang dilakukan secara berjamaah. Menurutnya tradisi ini terbentuk begitu saja seiring menguatnya ajaran-ajaran Islam di tengah masyarakat. 

Hal ini diinisiatori oleh ustadz atau pemuka agama setempat yang merasa masyarakat perlu suatu wadah untuk memperdalam ilmu agama, maka terbentuklah yasinan. 

Menurut informan A yasinan juga bisa menjadi ajang silaturahmi antar warga setempat. Dalam yasinan jamaah yasin dapat saling berinteraksi dan berkumpul setelah siang hari mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun