Langkah Nyata Menjaga Bumi:Â
Transformasi Diri dari Limbah Domestik ke Aksi Lingkungan
Oleh : Yulia Rahmawati
Email:yuliaaar16@gmail.com
Bumi adalah rumah kita bersama. Kita bergantung padanya untuk menyediakan udara segar, air bersih, dan sumber daya alam yang menopang kehidupan. Namun, aktivitas manusia, terutama di sektor domestik, menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan dan membahayakan kelestarian planet ini. Limbah domestik, seperti sampah plastik, sisa makanan, dan air limbah, menjadi salah satu penyumbang utama polusi di berbagai wilayah. Penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir menghasilkan gas metana, yang memperparah efek rumah kaca. Pencemaran air oleh limbah domestik membahayakan ekosistem laut dan sungai, serta mengancam kesehatan manusia. Limbah domestik atau sampah rumah tangga merupakan salah satu isu lingkungan yang paling mendesak di Indonesia. Setiap hari, jutaan ton sampah dihasilkan dari rumah tangga, dan jumlah ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi.
Menyadari bahaya ini, saya tergerak untuk mengambil langkah nyata dalam menjaga lingkungan dari limbah domestik. Saya yakin bahwa setiap usaha kecil dari individu, jika digabungkan, dapat menghasilkan perubahan yang signifikan.
Pengalaman membawa saya untuk menjaga lingkungan dari limbah domestik. dimulai ketika saya di sekolah menengah pertama yaitu SMP Negeri Unggulan Sindang di Indramayu yang saya lakukan dengan guru dan teman saya yaitu Go Green. SMP Negeri Unggulan Sindang adalah salah satu sekolah di Indramayu yang memiliki program Sekolah Adiwiyata alias Green School. Kegiatan ini membuka mata saya terhadap permasalahan sampah yang kian memprihatinkan. Saya belajar memilah sampah organik dan anorganik, serta memahami manfaat daur ulang. Pengalaman ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kesadaran untuk menjaga lingkungan. Kegiatan Go Green merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan diantaranya; Membersihkan lingkungan kelas, halaman sekolah dan gedung sekolah serta pengolahan sampah seperti prinsip 3R, ( Reduce, Reuse, Recycle ). Menaman tanaman obat dan tanaman yang biasa ditanam di Green House. Teknisnya setiap hari Sabtu, setiap kelas wajib mengikuti Go Green. Ada siswa yang membersihkan kelas dan ada juga yang pergi mencari sampah organik, anorganik dan logam di sekitar sekolah dan pergi ke Bank Sampah tempat kita membagi sampah menjadi beberapa bagian; organik, anorganik dan logam. Sampah organik seperti daun-daun kering dijadikan kompos, Selain itu juga terdapat mesin pengompos. Sampah anorganik seperti botol minuman, kaleng, dll didaur ulang menjadi kerajinan tangan.Â
Beberapa aksi yang sudah dilakukan sebagai penerima Beasiswa Pertamina Sobat Bumi 2023 pun membawa saya pada banyak hal tentang bagaimana menjaga lingkungan dari limbah domestik.
Sebagai Mahasiswa Agent of Change serta Awardee Pertamina Sobat Bumi Scholarship, saya berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan langkah-langkah kecil, dimulai dari rumah. Salah satu fokus utama saya adalah memerangi limbah domestik, khususnya deterjen, sampah, dan plastik.
- Penggunaan Deterjen Ramah Lingkungan
Deterjen konvensional mengandung bahan kimia berbahaya yang mencemari air dan tanah. Untuk itu mari gunakan deterjen ramah lingkungan yang terbuat dari bahan-bahan alami dan mudah terurai. Deterjen ini tidak hanya aman bagi lingkungan, tetapi juga efektif membersihkan pakaian.
- Pemilahan Sampah yang Disiplin
Sampah rumah tangga menjadi penyumbang utama pencemaran lingkungan. Saya menerapkan pemilahan sampah yang disiplin di rumah. Sampah organik diolah menjadi kompos untuk menyuburkan tanaman. Sampah plastik, kertas, dan kaca dikumpulkan untuk didaur ulang. Sampah residu yang tidak dapat didaur ulang dibuang dengan cara yang bertanggung jawab.
- Menolak Plastik Sekali Pakai
Plastik sekali pakai adalah salah satu sumber pencemaran terbesar di laut dan daratan. Saya berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti cup air minum plastik, kantong plastik, dan sedotan. Saya membawa botol minum isi ulang saat ke kampus dan kemanapun saya pergi, menggunakan tas kain saat berbelanja, dan menolak sedotan plastik.
- Menjadi Agent of Change
Saya tidak hanya menerapkan langkah-langkah ini di rumah, tetapi juga aktif menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan di wilayah kampus. Saya berbagi tips tentang, pemilahan sampah, dan pengurangan plastik dan mengedukasi mahasiswa tentang lingkungan serta bagaimana caranya berkontribusi dalam Net Zero Emission.
Â
- Memberi Edukasi terhadap Anak sekolah tentang Kelestarian Lingkungan
Saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan aktivasi Sekolah Energi Berdikari di SMPN 7 Cirebon dimana para Perwira Pertamina mengisi materi tentang Energi Baru Terbarukan dan Awardee Pertamina Sobat Bumi Scholarship saya dan teman teman Sobat Bumi Universitas Wiralodra mengisi materi edukasi tentang Lingkungan.
Meskipun langkah-langkah kecil ini mungkin tampak sederhana, namun jika dipraktikkan secara konsisten dan masif, dampak positifnya akan terasa luar biasa. Menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah atau organisasi besar, melainkan tanggung jawab setiap individu. Marilah kita bergandengan tangan, bahu-membahu untuk menjaga bumi ini dari kerusakan akibat limbah domestik. Ingatlah, bumi adalah rumah kita bersama, dan kita harus menjaganya dengan segenap hati dan jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H