Kisah pertumbuhan Indonesia menjadi salah satu yang paling menarik didunia yang terdiri dari ribuan pulau di Pasifik. Indonesia diprediksi menjadi lokomotif ekonomi global pada tahun-tahun mendatang.Â
Dianugerahi sumber daya alam yang paling berlimpah membuat dana Indonesia semakin tidak tergantung pada pendanaan asing dan Indonesia tampaknya akan menjadi pemain kunci dimasa depan.
Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat nomor 4 didunia tahun 2030. Namun,tidak perlu menunggu lebih lama lagi, International Monetary Fund (IMF) yakin bahwa Indonesia melompat menjadi urutan ke-6 pada tahun 2023 yang sebelumnya masih diurutan 20 besar. Â
Posisi Indonesia diyakini akan lebih tinggi dari sejumlah Negara, seperti Brazil yang hanya menempati posisi ke-8 dengan ekonomi 2,34% dan Inggris yang ada diposisi ke-9 dengan 2,03%.
Lembaga internasional ramai-ramai meramalkan Indonesia akan bercokol sebagai negara dengan perekonomian ke-4 terbesar di dunia pada 2030. Sementara Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyebut, posisi 5 besar tersebut bisa diraih Indonesia pada 2045 dengan pendapatan per kapita mendekati US$ 30 ribu.
Adalah PricewaterhouseCoopers (PwC), perusahaan penyedia jasa profesional terkemuka yang melakukan serangkaian analisa kekuatan ekonomi negara-negara dunia di masa depan, termasuk Indonesia. PwC menempatkan Indonesia sebagai negara perekonomian terbesar ke-4 dunia dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai US$ 5,42 triliun.
Analisis Oxford Economics terhadap Negara-negara yang memiliki pertumbuhan tercepat telah memprediksi bahwa Asia akan memimpin masa depan ekonomi global. Salah satunya Indonesia.
Pasar Negara berkembang perlu menjalani akumulasi modal yang cepat melalui Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB).
Angka produk domestik bruto (PDB) Asia diperkirakan akan menjadi yang terbesar di dunia pada 2020. Jumlahnya bisa mengalahkan gabungan dari PDB berbagai negara dari seluruh dunia, yaitu mencakup sebesar 60% dari total keseluruhan.Â
Lebih lanjut, WEF menyebut pertumbuhan ekonomi di Asia akan didorong oleh pertumbuhan konsumsi yang signifikan di wilayah ini. Namun, pertumbuhannya akan berbeda di seluruh pasar karena akan tergantung pada demografi lokal masing-masing dan faktor makro lainnya.
"Sementara itu, Indonesia, Filipina, dan Malaysia akan mencatatkan peningkatan signifikan dalam angkatan kerja mereka, yang mengarah pada peningkatan pendapatan disposable per kapita. Ekonomi digital yang berkembang pesat di kawasan ini akan memberikan akses tambahan ke yang sebelumnya tidak terlayani dan memenuhi permintaan konsumen untuk kenyamanan dan efisiensi."
Namun, Pertumbuhan ekonomi Indonesia belum mampu bergerak lebih cepat dan belum mencapai target. Sejak tahun 2014 pertumbuhan ekonomi di Indonesia bisa dikatakan stabil pada kisaran 5 persen, yang menurut Dr. Umar Juoro, Ekonom CIDES, sering disebut dengan istilah ekonomi lima persenan. Sektor ekonomi rumah tangga mengisi lebih dari 55 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Meskipun begitu, Pemerintah telah memetakan strategi dan langkah prioritas yang akan diambil guna menghadapi tantangan ekonomi di tahun-tahun ke depan, baik dari sisi internal maupun eksternal, seperti pemerintah akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui transformasi struktural untuk memperkuat permintaan domestik dan kinerja perdagangan internasional, menjaga stabilitas ekonomi makro dengan menjaga harga domestik dan nilai tukar pada tingkat yang stabil dan kompetitif dan meningkatkan inklusifitas dan ekonomi yang berkelanjutan.
"Optimalisasi sektor ekonomi digital, perkuat UMKM, peningkatan SDM dan rencana kebijakan Omnibus Law dan super deductive tax menjadi aspek penting memanfaatkan pembangunan yang sudah dilakukan", kata Telisa seorang ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Pendek kata, untuk mencapai mimpi menjadi negara maju dengan tingkat perekonomian yang tinggi tidak bisa dengan membiarkan dinamika perekonomian bergerak sendiri tanpa arah dan strategi.Â
Potensi memang besar, namun tantangan juga tak ringan. Karena itu, diperlukan upaya yang sistematis dan berkelanjutan, agar potensi menjadi negara maju, salah satunya ditandai
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI