Mohon tunggu...
YULIANUS ERIK
YULIANUS ERIK Mohon Tunggu... Mahasiswa - pengganguran

hobi trip

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Petai Menjadi Makanan Kegemaran Semua Kalangan

4 Desember 2023   16:26 Diperbarui: 4 Desember 2023   16:41 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : hasil kamera HP

Petai atau mlanding (Parkia speciosa) merupakan pohon tahunan tropika dari suku polong-polongan (Fabaceae), anak-suku petai-petaian (Mimosoidae). Tumbuhan ini tersebar luas di Nusantara bagian barat. Bijinya, yang disebut "petai" juga, dikonsumsi ketika masih muda, baik segar maupun direbus atau digoreng. Pohon petai menahun, tinggi dapat mencapai 20m dan kurang bercabang. Daunnya majemuk, tersusun sejajar. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol (khas Mimosoidae). Bunga muncul biasanya di dekat ujung ranting. Buahnya besar, memanjang, bertipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah petai akan mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya.

Banyaknya peminat petai menjadikan makanan ini banyak digemari oleh masyarakat, baik segar maupun sudah diolah. Saat masih mentah harga pasaran petai menyentuh Rp10.000 sampai Rp20.000 perikatnya tergantung jenis petai apa yang dijual. Sedangkan biasanya yang dijual dipasar yang sudah tidak ada kulitnya biasanya menyentuh harga Rp133.000 per KGnya. Sedangkan jika sudah diolah harga nya lebih bervariatif tergantung bahan apa yang digunakan untuk mengolah masakan tersebut, biasanya harga yang ditawarkan mulai dari Rp5.000 atau pun bisa lebih dari itu, dengan harga yang begitu bervariasi mambuat banyaknya makanan yang berbahan dasar petai dinikmati oleh masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun