Mohon tunggu...
Sepuruiru
Sepuruiru Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Life's just the pursuit of the ability to be satisfied with what you have

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Green House Sadamantra: Wisata Edukasi Hidroponik yang Menyejukkan Mata

21 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 26 Juni 2024   14:47 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri (Pupuh untuk tanaman hidroponik)

 

Pertanian selalu menjadi tulang punggung peradaban manusia. Namun, di tengah tantangan perubahan iklim dan peningkatan populasi global, inovasi dalam metode bertani menjadi semakin penting. Salah satu solusi modern yang menjanjikan adalah hidroponik

Sejak tahun 2019 Pak Angga selaku pengelola Green House yang berada di desa Sadamantra memiliki minat terhadap hidroponik. Beliau mendalami ilmu menanam hidroponik secara otodidak.

Bagi beliau, hidroponik bukan hanya sebagai solusi untuk menanam tanaman di lahan sempit, tetapi juga sebagai cara inovatif untuk mengadaptasi berbagai media tanam tanpa terpaku pada pipa air, asalkan terdapat tempat yang cukup untuk akar tumbuh dan suplai air yang terjamin.

“Sumber air yang saya gunakan berasal dari sumur tanah, dan sistem pengairan yang saya terapkan mengalir terus menerus, namun tetap efisien karena air diserap oleh tanaman sesuai kebutuhan mereka.” – Pak Angga

Dokpri  (Tanaman hidroponik yang dibudidayakan)
Dokpri  (Tanaman hidroponik yang dibudidayakan)

Dalam mengelola hidroponik, beliau membeli bibit tanaman, tetapi kadang juga membuat sendiri seperti bawang dan bayam untuk menghemat biaya produksi. Variasi tanaman yang ditanam cukup beragam, yang mencakup 8 jenis sayuran dan beberapa jenis buah.

Dokpri (Bibit tanaman yang dibuat sendiri)
Dokpri (Bibit tanaman yang dibuat sendiri)

Pupuk hidroponik merupakan kunci utama dalam menciptakan lingkungan pertumbuhan yang optimal bagi tanaman-tanaman hidroponik. Takaran pupuk harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tanaman, mengingat setiap jenis memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda.

Dokpri (Pupuh untuk tanaman hidroponik)
Dokpri (Pupuh untuk tanaman hidroponik)

“Tanaman-tanaman hidroponik yang saya kelola memiliki waktu pertumbuhan yang cukup singkat, rata-rata dapat dipanen dalam rentang waktu 25-40 hari setelah penanaman.” – Pak Angga. Hal tersebut dapat menunjukkan efisiensi metode hidroponik dalam menghasilkan hasil panen yang cepat.

Dokpri (Tanaman hidroponik yang dibudidayakan)
Dokpri (Tanaman hidroponik yang dibudidayakan)

Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam menjalankan pertanian hidroponik adalah pengendalian hama dan penyakit tanpa menggunakan pestisida kimia. Dalam sistem yang mengandalkan larutan nutrisi dan lingkungan yang terkendali, tanaman rentan terhadap serangan hama seperti kutu daun, ulat, dan penyakit seperti jamur atau bakteri.

Untuk membantu operasional pertanian hidroponik, pak Angga mempekerjakan sejumlah pegawai untuk membantu dalam pemeliharaan tanaman. Kehadiran pegawai ini sangat penting mengingat jumlah sayuran yang ditanam cukup banyak dan membutuhkan perhatian yang detail setiap harinya.

Beliau juga memberikan edukasi mengenai hidroponik bagi berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak PAUD hingga mahasiswa. Hal tersebut tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran akan pertanian modern, tetapi juga untuk memberikan peluang usaha baru bagi para pensiunan yang mencari kegiatan yang bermanfaat dan menguntungkan.

Hasil dari tanaman hidroponik tersebut diolah lalu dijual sebagai makanan dan minuman di cafe yang berada di kawasan green house, tidak hanya itu beliau juga menyediakan penginapan yang dapat disewa per malamnya. Hal tersebut menambah nilai tambah dari kegiatan berkebun hidroponik ini.

Dokpri (Daftar menu)
Dokpri (Daftar menu)
Dokpri (Green & Healthy )Cafe)
Dokpri (Green & Healthy )Cafe)
Dokpri (Guest House)
Dokpri (Guest House)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun