Sedihnya, Â kehilanganmu, Â makluk kecil tiada berdaya
Ku telah mencoba,  berdaya upaya,  namun kekuatanmu melemah
Tanpa  suara merangkak mencari apa  yang kau cariÂ
Namun saudaramu yang lebih kuat bukan tandinganmu
Lalu kau melemah, Â suaramu yang gagu menjadi cicitan kesakitanmu
Kupikir  esuk hari ku masih bisa menyodorkan asupan  untuk mu
Namun,  dengan kecemasan dan rasa tak berdaya,  terpaksa  kurelakan dirimu
Anak dan istriku menangisimu, Â makluk kecilku
Maaf kan,  segala upaya  tak berhasil  rupanya untukmu
Suara mencicit  nyaringmu,  dari kucing bisu adalah rasa sakit terakhirmu
Mendengar suara cicitmu kian lemah lalu berhenti
Entah  mengapa  rasa itu  begitu menyesakkan dadaku
Muram, suram, putus asa bergabung jadi satu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H