Kadangkala responnya tidak sinkron atau nyambung dengan yang sedang diunggah atau dibahas. Â Aku hadir! Â Namun sebenarnya tidak pernah hadir. Â Aku mendengarkan! Namun sebenarnya tidak pernah mendengarkan. Â Aku menyimak! Â Namun sebenarnya tidak pernah menyimak, karena sebenarnya tujuannya bukan ingin tahu apa sih yang sedang dibicarakan, Â tetapi pada penegasan ' ini lho aku baik padamu, Â mengapresiasi kamu'.Â
Oleh sebab itu tidak heran kalau kemudian hari, Â ketika topik dibahas dia bertanya lagi. Â KW3 di wa grup adalah tipe' delete all 'atau hapus semua chat atau percakapan, Â yang selalu nampak merespon secara antusias agar terlihat antusias dan bukan benar- benar antusias. Palsu alias fake.Â
Dalam dunia nyata KW 3 ini akan terucap' bantu ah biar kelihatan'. Â Dia hadir bukan niatnya untuk hadir secara tulus namun lebih mempertimbangkan nilai yang akan dia dapatkan, Â mirip sebuah bisnis. Aku memberi sedikit kamu memberiku lebih banyak.Â
KW3 ini adalah orang yang sebenarnya tidak pernah tulus. Â Semua tentang imbalan apa yang akan didapatkan, Â tanpa itu dia tidak akan melakukannya, Â segala sesuatu sudah diperhitungkan. Â Sifat oportunis atau manipulatiflah yang biasanya mendasari orang - Â orang yang tidak tulus ini.Â
Jika sebuah barang yang paling mahal adalah yang asli atau ori atau original,  demikian juga tindakan seseorang. Orang - orang tulus akan berfikir'Mending tidak usah berkomentar pada sesuatu kalau yang sebenarnya membaca itu saja tidak'. Berarti bersikap jujur.Â
Pilihlah dan jadilah yang asli dan jangan mau jadi yang KW 1,2 apalagi yang 3. Niat tulus dalam melakukan segala sesuatu, Â bersembunyi melakukannya, Â tidak riya sifatnya, Â jika belajar dari sebuah nilai label dan harganya.Â
Kepalsuan atau orang yang bersikap palsu tidak akan pernah menjadi seorang sahabat yang sebenarnya karena sebenarnya ' lamis' Â dalam bahasa jawa, Â artinya antara ucapan dan yang ada di hatinya berbeda.Â
Menjadi asli atau original itu memiliki nilai paling mahal, Â beda dengan yang palsu.Â
Tidak perlu mempermasalahkan orang lain bersikap asli atau palsu. Positif thinking saja dia asli.Â
Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H