Kampoeng Semar adalah satu dari sekian banyak nama dari kelompok seperti itu. Secara teks Kampoeng Semar ber pusat di Borobudur. Kelompok yang dimotori Chryshnanda Dwilaksana, pelukis sekaligus Jendral Polisi ini terus bergiat untuk menumbuhkan, mengembangkan, memasarkan kesenian dengan cara daring maupun konvensional.Â
Diskusi seni yang oleh CDL (kependekan nama Chryshnanada Dwilakasana) disebut sebagai KONGSEN atau Kongkow Seni, mulai digalakan sebagai acara mingguan. Ini sebuah upaya menghadapi "kendala" dengan cara yang positif. Tetap gembira tetap semangat, menumbuhkan kreatifitas dan harapan.
 Seni di Kampoeng  Semar diramu dengan sangat egaliter dalam pengertian tidak berdasar pada status akademi, status senioritas, status sosial dan lainnya.Â
Seni dimaknai sebagai ekspresi kegembiraan, ekspresi doa, ekspresi harapan yang layak dilakukan dan pantas disyukuri oleh kita semua. Seni justru ditarik menjadi media penyatu dan bukan menjadi media pemisah.
Semoga Kampoeng Semar terus dapat bergerak dan tumbuh mengisi seni rupa Indonesia yang sesungguhnya sangat beragam dan tidak akan dapat disekat sekat atau diikat. Virus korona pasti akan berlalu namun sebaliknya kesenian justru akan menandai virus itu sebagai kesempatan untuk menjadi lebih baik.
Konsep dasarnya adalah bukan  Memikirkan Apa yang dapat Kita Lakukan, namun Melakukan apa yang Kita Pikirkan. Jadi selama kita masih dapat berpikir maka masih banyak yang dapat kita lakukan. Karena segala kenyataan sesungguhnya adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Kasih.
Yulianto Liestiono , Depok, 260620
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H