Layanan pembayaran non tunai atau non cash payment sangat mudah dilakukan di Tiongkok/China. Umumnya, pembayaran non tunai dilakukan dengan aplikasi ponsel pintar (smart phone) hingga kartu.
Pembayaran non tunai ini bisa dilakukan saat bertransaksi seperti membeli minuman di vending machine, membayar tagihan makanan di restoran skala kecil sampai restoran cepat saji, belanja di Pedagang Kaki Lima (PKL) sampai supermarket modern, makan di kantin kampus, membayar biaya tagihan taksi, hingga penggunaan sepeda berbasis aplikasi (bike sharing) yang sedang popular di China.
Selain menyediakan layanan pembayaran non tunai, aplikasi yang telah dipakai ratusan juta warga Negeri Tirai Bambu itu bisa juga digunakan untuk mendukung belanja online hingga mengelola produk investasi. Cukup bermodal smartphone, kita bisa men-download aplikasi yang ada di Alipay ataupun WeChat.
Sistem 'dompet digital' atau e-wallet yang diselenggarakan oleh penyedia jasa non bank ini juga telah diatur dan diawasi oleh Bank Sentral China, People's Bank of China (PBOC) sejak tahun 2010. E-wallet yang dikelola oleh penyedia jasa tersebut terkoneksi dengan rekening bank pemilik account sehingga setiap transaksi secara otomatis akan mengurangi saldo tabungan atau mengurangi deposit uang digital yang ada di aplikasi non tunai.
Lantas, bagaimana kondisi nyata pembayaran non tunai di Tiongkok?
Untuk merasakan sensasi layanan non tunai. Pertama kali, saya mendatangi sebuah rumah makan muslim di dekat Xiamen University, Siming Campus, Kota Xiamen, Provinsi Fujian.
Di sini, saya bertemu dengan pengelola restoran bernama Muhammad Ilyas. Ia mengaku sudah 1.5 tahun menerima pembayaran non tunai. Pilihan pembayaran ditentukan oleh pelanggan restorannya.
"Kalau saya, bisa menerima pembayaran non cash dan tunai. Di sini masih banyak yang pakai cash. Kalau yang bayar pakai non cash biasanya warga sekitar (mahasiswa)," ujarnya.
Bila opsi pembayaran non tunai dipilih, pembeli cukup men-scan barcode yang tersedia di dekat kasir. Pembeli bisa memilih pembayaran memakai Alipay ataupun WeChat. Ketika transaksi sukses, pelanggan cukup menunjukkan hasil transaksi ke penjaga restoran.
"Saya tunggu dulu sampai pembeli menunjukkan kalau sudah bayar, atau saya cek di HP," tambahnya.
Sementara itu, Hong Ji Cai, PKL penjual buah di depan area kampus Xiamen University mengaku telah 2.5 tahun menerima layanan pembayaran non tunai. Ia tertarik bergabung karena saat itu banyak rekan-rekannya sesama PKL telah melayani pembayaran non tunai. Selain itu, para pembeli juga kerap bertanya mengenai pilihan pembayaran.
"Saya sudah gabung sejak 2.5 tahun. Saya registrasi sendiri. Saya download sendiri aplikasinya (user friendly)," ujar Hong.