Mohon tunggu...
Feby Dwi Sutianto
Feby Dwi Sutianto Mohon Tunggu... -

a learner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menelusuri Jejak Peradaban Islam di Kota Quanzhou

11 Juni 2017   11:23 Diperbarui: 8 Juli 2017   14:30 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan Tua di dalam Komplek Masjid Quanzhou (by Husein)

“Dahulu, pemeluk Agama Islam di sini mencapai 100.000 orang. Sekarang tinggal 400 namun warga China,” ujar Ahong alias Imam Masjid ini.

Lanjut Ahong, perkembangan Islam di Quanzhou merupakan titik penting (hub) dari persebaran Islam menuju wilayah utara China dan juga menuju Negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, Filipina dan tentunya Indonesia.

Suasana Malam Kota Quanzhou (by Husein)
Suasana Malam Kota Quanzhou (by Husein)
Dari beberapa sumber, perkembangan Islam di Bumi Nusantara, sangat dibantu oleh para saudagar dan tokoh Muslim asal Tiongkok. Mereka berlayar menuju pelabuhan-pelabuhan utama di nusantara untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam.

“Dari sini (Quanzhou), penyebaran agama Islam menyebar sampai ke Malaysia, Filiphina dan Indonesia,” tambahnya.

Gus Dur dan Sholat Jum’at di area Masjid Qingjing
Usai berbincang santai dengan Ibrahim, sang Imam Masjid. Kami kemudian melihat dokumentasi masjid. Di sini, kita bisa menemukan kunjungan berbagai orang penting dunia. Yang unik, Presiden Indonesia ke-4, Gus Dur bersama sang putri, Yenny Wahid pernah singgah ke situs umat Islam di China ini. Selain itu, Taufik Kiemas atau Suami Presiden RI ke-5, juga pernah menginjakkan kaki di Masjid Qingjing.

Kunjungan Gus Dur ke Quanzhou
Kunjungan Gus Dur ke Quanzhou
Mumpung di Quanzhou, kami juga menunaikan Ibadah Sholat Jum’at. Di sini, Ibrahim memberi dakwah dan memimpin sholat berjamaah. Tentunya, dakwah disampaikan dalam Bahasa Mandarin namun sang imam juga sangat fasih berbahasa Arab.

Saat waktu sholat, sekitar 100an Muslim di kota Quanzhou hadir mengikuti ibadah Sholat Jumat. Dari wajah mereka, mereka merupakan muslim perantau dari Provinsi Xinjiang, Qinghai, dan Xian di China.

Refgy, rekan kami, menyebut bila Pemerintah China menaruh perhatian terhadap kehidupan beragama di China. Pemerintah China menanggung biaya operasional masjid bahkan sang imam hingga pengelola masjid memperoleh gaji bulanan dari negara.

“Semua di sini digaji sama pemerintah, termasuk pemeliharaan dan pengelolaan masjid ditanggung negara,” ujarnya.

Arsitektur Islam hingga Makam Sahabat Nabi
Selain mengunjungi masjid bersejarah, kami juga mengelilingi jalan-jalan Kota Quanzhou. Di dekat masjid, tampak jelas rumah-rumah tua yang masih mempertahankan arsitektur islam seperti bentuk kubah masjid. Selain keindahan kota yang memadukan arsitektur Islam, China hingga modern, kota ini juga terdapat makam sahabat Nabi Muhammad SAW.

Sangat mudah menuju lokasi. Dengan menggunakan moda bus umum, kami menuju situs makam sahabat nabi di area Gunung Qingyun. Makam berada area perbukitan. Bagi umat muslim, tak perlu membayar tiket. Cukup menyebut bahwa kita akan berziarah.

Komplek Makam Sahabat Nabi di Quanzhou (by Husein)
Komplek Makam Sahabat Nabi di Quanzhou (by Husein)
Wo men moeslim (kami muslim),” ucap kami saat diminta membayar tiket oleh seorang penjaga.

Menampaki jalan berjenjang yang dibeton, kami sampai juga pada dua buah makam sahabat nabi. Makam ini sangat terawat bahkan di beberapa titik dilengkapi kamera pengawas, CCTV.

Di atas makam, terdapat 2 helai kain yang menutupi. Namun, tidak diketahui siapa nama sang sahabat nabi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun