Mohon tunggu...
Yulianti Santoso
Yulianti Santoso Mohon Tunggu... -

Hidup ini begitu singkat maka nikmatilah hidup ini karena detik demi detik yang telah berlalu tak mungkin akan bisa kembali.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mungkinkah Ada Dua Tuhan?

3 Januari 2012   01:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:25 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bagi orang2 beragama seringkali mereka beranggapan bahwa tempat bersemayamnya Tuhan adalah di dalam hati sehingga mereka seringkali mengambil keputusan berdasarkan apa kata hati dan menganggapnya sebagai suara Tuhan.

Berbeda dengan orang2 Atheis yang mengatakan bahwa tempat tinggalnya tuhan (t kecil) adalah dipikiran mereka sehingga tak perlu memedulikan kata hati. Pikiranlah yang mengatur semuanya sehingga yang menentukan baik buruknya sesuatu adalah pikiran, tak ada kata haram ataupun dosa karena semuanya adalah halal dan yang ada hanyalah konsekuensi.

Lantas dimanakah sebenarnya tempat tuhan itu???

Karena musim kemarau panjang melanda di sebuah telaga yang penuh dengan ikan menyebabkan air telaga menjadi dangkal dan keruh. Suatu hari muncullah seekor bangau di tepi telaga berkata kepada ikan, "Aku benar2 kasihan kepada kalian, kalian nyaris tak mempunyai air, tahukah kalian bahwa tak jauh dari sini ada danau besar yang penuh dengan air dan banyak ikan2 berenang dengan riang?"

Ikan2 tersebutpun merasa gembira dan berkata kepada bangau, "Sepertinya bagus, tapi bagaimanakah kami bisa ke sana?"

Bangaupun berkata, "Tak masalah, aku bisa bawa kalian di dalam paruhku satu persatu."

Para ikanpun berembuk dan karena sungguh merasa tak nyaman tinggal di telaga yang sedikit airnya maka merekapun sepakat mau dibawa oleh sang bangau sehingga merekapun menentukan barisan siapakah yang terlebih dahulu dibawa oleh bangau.

Sang bangaupun membawa ikan satu per satu. Segera setelah keluar dari pandangan telaga tersebut, ia mendarat dan memangsa ikan itu. Setelah merasa lapar lagi maka bangaupun kembali ke telaga tersebut dan berkata, " kawan kalian saat ini telah berenang ria di danau yang besar dan penuh air, kapankah kalian akan bergabung dengan mereka?"

Mendengar hal itu maka tak sabarlah para ikan ingin segera dibawa oleh sang bangau.

Dan begitulah bangau memangsa ikan2 tersebut.

Sehingga suatu ketika saat bangau kembali ke telaga tersebut, yang dijumpainya hanyalah seekor kepiting. Bangaupun mulai melontarkan bualannya mengenai danau itu. Kepiting merasa curiga dan berkata kepada bangau, "aku mau ikut denganmu tetapi aku akan duduk di punggungmu dan bila kau macam2 maka aku akan mencekikmu dengan capitku."

Bangaupun frustrasi namun diapun menyetujuinya sambil berpikir bagaimanakah dia bisa memangsa kepiting. Bangaupun terbang berkeliling-keliling mencari tempat untuk mendarat sambil membawa kepiting di punggungnya. Namun begitu ia mencoba menukik, kepitingpun menjepit lehernya dengan capit. Bangaupun tak bisa bernafas bahkan menjerit sehingga akhirnya bangaupun memutuskan untuk memulangkan kepiting itu kembali.

-----------------------------------

Manusia hidup dengan memiliki hati dan juga pikiran maka marilah kita menggunakan keduanya secara seimbang. Apalah gunanya bila kita memiliki keduanya tetapi justru berusaha untuk mematikan salah satu diantaranya.

Dalam beriman pun hendaklah kita janganlah beriman buta seperti ikan tetapi hendaklah kita menjadi bijak seperti kepiting.

MUNGKINKAH ADA DUA TUHAN DALAM HIDUP INI???

Semuanya tergantung kebijaksanaan kita dalam menyeimbangkan diantara keduanya. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun