Mohon tunggu...
Yulianita Abu Bakar
Yulianita Abu Bakar Mohon Tunggu... Guru - Guru

There are things more important than happiness (Imam Syamil's son)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Strategi Efektif Menghadapi Mahasiswa/i Praktik yang Manipulatif, Drama, dan Narsis

3 September 2024   06:09 Diperbarui: 3 September 2024   23:49 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghadapi mahasiswa/i praktek yang memiliki karakter manipulatif, drama, dan narsis bisa menjadi tantangan tersendiri dalam lingkungan pendidikan dan kerja. Kepribadian seperti ini sering kali memunculkan situasi yang sulit dan menuntut pendekatan yang hati-hati serta profesional. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai strategi efektif untuk mengelola dan menghadapi mahasiswa/i dengan perilaku semacam ini, dengan tujuan menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat dan produktif bagi semua pihak yang terlibat. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Tetap Profesional

Jaga sikap profesional dalam setiap interaksi. Jangan biarkan emosi atau reaksi pribadi mempengaruhi penilaian Anda terhadapnya.

2. Tetapkan Batasan yang Jelas

Berikan arahan yang tegas dan batasan yang jelas mengenai perilaku yang dapat diterima di lingkungan kerja. Komunikasikan ekspektasi ini sejak awal.

3. Berikan Feedback yang Konstruktif

Saat memberikan umpan balik, fokuslah pada perilaku atau kinerja yang spesifik, bukan pada kepribadian. Berikan contoh konkret dan saran untuk perbaikan.

4. Catat Perilaku yang Mengganggu

Simpan catatan tentang perilaku manipulatif atau dramatis yang berulang. Ini bisa membantu jika Anda perlu memberikan bukti konkret kepada pihak yang lebih tinggi atau selama evaluasi.

5. Jangan Terjebak dalam Drama

 Hindari terlibat dalam drama atau reaksi emosional yang dibuat oleh mahasiswi tersebut. Tetap fokus pada tugas dan tanggung jawab.

6. Tegakkan Konsekuensi

Jika perilaku yang tidak diinginkan terus berlanjut, pastikan ada konsekuensi yang jelas, seperti peringatan resmi atau evaluasi yang lebih ketat.

7. Libatkan Pihak yang Lebih Tinggi jika diperlukan

Jika perilaku ini mengganggu tim atau lingkungan kerja, jangan ragu untuk melibatkan atasan atau pihak HR untuk menangani situasi dengan lebih serius.

8. Dukung Mahasiswi Lain

Pastikan mahasiswi praktek lainnya tidak merasa terdampak negatif oleh perilaku tersebut. Berikan dukungan dan perhatian yang adil kepada semua mahasiswi.


9. Gunakan Komunikasi Non-Konfrontatif

Gunakan pendekatan komunikasi yang tidak konfrontatif saat berinteraksi dengan mahasiswi ini. Gunakan pertanyaan terbuka dan empati untuk mengurangi ketegangan, tetapi tetap fokus pada tujuan diskusi.

10. Berikan Tugas yang Menantang namun Realistis

Berikan tugas yang menantang, tetapi realistis dan terukur. Ini dapat membantu menyalurkan energinya ke arah yang lebih produktif, sekaligus menunjukkan bahwa ekspektasi tinggi tetapi tetap dapat dicapai.

11. Jadwalkan Pertemuan Satu-satu

Lakukan pertemuan individual untuk membahas perilaku yang tidak diinginkan. Ini memberi ruang baginya untuk berbicara tanpa adanya penonton, yang dapat mengurangi kecenderungan drama.

12. Ajari Keterampilan Emosional dan Sosial

Jika ada kesempatan, berikan bimbingan tentang keterampilan interpersonal, seperti cara menghadapi konflik atau bekerja dalam tim, yang dapat membantu mengurangi perilaku negatifnya.

13. Fokus pada Perkembangan Diri

Alihkan fokusnya dari pengakuan eksternal (misalnya, pujian) ke perkembangan diri dan pencapaian pribadi. Diskusikan tujuan karir dan bagaimana perilaku yang positif dapat membantunya mencapai tujuan tersebut.

14. Ajak untuk Refleksi Diri

Tanyakan bagaimana ia melihat tindakannya sendiri dan dampaknya pada orang lain. Terkadang, kesadaran diri bisa menjadi langkah awal menuju perubahan perilaku.

15. Berikan Contoh yang Baik

Jadilah contoh dalam menghadapi konflik atau situasi yang memicu drama. Tunjukkan bagaimana menyelesaikan masalah dengan tenang dan rasional, yang bisa menjadi pembelajaran baginya.

16. Berikan Ruang untuk Belajar dari Kesalahan

Biarkan ia merasakan konsekuensi alami dari tindakan manipulatif atau dramatis, selama itu tidak merugikan orang lain. Ini bisa menjadi pembelajaran penting tentang bagaimana perilakunya mempengaruhi orang lain dan dirinya sendiri.

Dengan menambahkan pendekatan-pendekatan ini, Anda bisa lebih efektif dalam mengelola situasi yang kompleks, sambil tetap mendukung perkembangan profesional mahasiswa/ii tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun