Yuli   :  Maaf pak.... perusahaan itu cek-ceknya akan Saya masukkan ke tas Laptop, dan akan Saya lempar ke belakang, Anak Negri, Anugrah, Mahkota, dan Mega niaga.
Komukasiku dengan pak Nazar terputus, Kesal.... Marah.... Sedih.... dan Terhina menjadi satu dalam perasaanku, bagaimana seorang laki-laki yang kebetulan pemimpin kami bisa bicara seperti itu dengan Saya seorang wanita yang bukan muhrimnya, jijik..... sangat jijik Saya saat itu, Saya sempat termenung dan menitikkan air mata, Rina dan Neni tidak tahu apa yang Saya rasakan Saat itu, karena keadaan sangat gelap. Mereka tidak tahu kalau Saya menangis. Saya takut mereka tambah histeris.
Jam 01:00 Pak Albert naik ke lantai 3, Pak Al di anter OB ke atas, kami awalnya berfikir yang mengetuk-ngetuk ruangan kami adalah orang KPK, kami tidak berani membukakan pintunya. Akhirnya Pak Al telp ke telp khusus Saya, barulah kami berani membukakan pintu, kami semua pindah ke ruangan Saya, ruangan bu neneng kami tutup, karena kami mau menyalakan lampu. mulailah kami diskusi
Yuli    :  Pak bagaimana kami keluar....
Albert  :  Sebentar lagi kita keluar, di bawah ada Pak Hasim dan pak Yunus (Paman Pak Nazar) Pak Yunus kenal dengan salah satu penyidik di bawah.
Yuli    :  Iya Pak.... tolong lah pak jangan terlalu lama. Rina cek-cek ada di mana....
Rina   :   Di  tas travel di ruangan Bu neni Bun....
Yuli   :   Ambil cek Anak Negri, Anugrah, Mahkota dan Mega Niaga
Rina   :   Cuma itu aja Bun....
Yuli   :   Iya.... karena Anak negri kan ada nama bu Rosa, dan keempat PT tersebut ada nama Pak Nazar, Pak Nasir, Bu neneng dan Pak hasim di Akte Pendiriannya.
Rina  :  Oh.... aku ambil ya Bun (Neni dan Rina mengambilnya). Ini Bun....