Mohon tunggu...
Yulianis -
Yulianis - Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Jangan katakan kepada ALLAH aku punya masalah besar tetapi katakanlah kepada MASALAH bahwa aku mempunyai ALLAH yang Maha Besar (Sayidina Ali bin Abi Thalib)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Nazar Aku dan Anas

26 Juni 2014   01:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:54 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tridianto     :      iya mas.... katanya Mas Anas marah gara-gara namanya Mas jual2 di proyek

Nazar            :     Masalah itu udah saya jelasin ke Mas Anas.... Mas Anas mana ngerti dia proyek2

itu cuma fitnah aja. Buat apa Saya bawa2 nama mas Anas.

Tridianto     :     Ohhh gitu ya mas...

Nazar            :     Kamu tau nggak siapa yang jadiin Mas Anas jadi Ketum.... Saya, Sutan, Jhoni Allen

tuh tanya aja Yuli..... waktu ke Bandung bawa uang berapa. Siapapun yang jadi Ketum

saya pasti jadi bendumnya. (Nazar tertawa). Kalo mau goyang Anas... goyang Saya aja

pasti dia jatuh.

Saya dan Daniel Sinambela saling bertatapan. Entah apa yang ada di benak Daniel Sinambela, tapi perasaan Saya mulai tidak enak sejak saat itu. Saat Pak Nazar berkasus dengan Daniel Sinambela awal januari 2011, saya merasa... ini adalah pintu utama kejatuhan Pak Nazar, dan Pak Nazar menarik semua gerbongnya, baik itu orang bersalah maupun tidak. Sudah banyak korbannya, bukan cuma Pak Anas... Istri dan Anaknya sendiri iya korbankan. dan masih banyak lagi perusahaan-perusahaan pinjam bendera yang direkturnya masuk Penjara karena ulah Pak Nazar,  juga karyawannya sendiri termasuk Saya.

Nazar, Yulianis dan Anas....   rasanya seperti terjepit di antara dua kekuatan. Dari Sini banyak sekali pelajaran yang di dapat. Dapat melihat dengan jelas mana kebatilan dan mana kebaikan. Secara pribadi dan profesional saya mengenal Pak Nazaruddin. Tapi Pak Anas.... saya hanya tau beliau. Hebatnya Pak Nazaruddin memaksa saya dan menfitnah Saya bahwa Saya betul-betul mengenal Pak Anas secara profesional maupun secara pribadi. Sampai-sampai Saya di bilang mempunyai hubungan darah dengan kel Pak Anas. Ya Allah.... semoga Pak Nazaruddin mendapat hidayah.

Dalam dakwaan Pak Anas..... disebutlah di sana bahwa Saya adalah kantong-kantong dana Pak Anas. Sedih dengan sikap KPK.... kejanggalan-kejanggalan perlakuan KPK semakin jelas. Saya terlalu tinggi berharap kepada KPK, perasaan frustasi semakin memuncak, sejak di bacakannya dakwaan oleh JPU KPK saya menolak datang ke KPK untuk menjadi saksi dalam kasus apapun. Cuma satu permintaan saya kepada KPK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun