"Langkah Kecil Menuju Transformasi"
(Karya : Yulianingsih, S.pd.)
senin yang cerah...
Disuatu sekolah menengah pertama terletak jauh dari perkotaan. Sekolah yang bisa terbilang terletak dipegunungan. Â Untuk menuju sekolah harus melewati beberapa lembah, jalan yang terjal, tanjakan yang tinggi, bahkan setiap hari menghadapi butiran kerikil yang tak terlihat secara kasat mata. Begitulah sekolah tercinta kami yang luas dan hijau.
Di sudut sekolah terdapat jendela yang mengarah ke halaman. Jendela yang terbuka membwa angin yang sejuk berbau bunga melati dari halaman. Suara teriakan, candaan, dari murid-murid terdengar jelas. Murid-murid berlarian kesana-kemari, sangat jelas kebahagiaan terpancar diraut wajah mereka. Tentu saja  dilingkup sekolah tersebut banyak ragam karakter. Macam  karakter tersebut tentunya ada guru, murid, dan warga sekolah lainnya yang berbeda-beda.
Salahh satunya ialah Pak Okto yang sangat terkenal dengan kelembutannya. Pak Okto merupakan guru yang sabar dan memiliki dedikasi yang tinggi. Selain itu, Pak Okto adalah seorang Guru Penggerak. Â Pak Okto sudah mengajar disekolah tersebut kurang lebih 15 tahun lamanya. Sudah tidak dipungkiri Pak Okto sering menghadapi berbagai macam masalah dan karakter murid. Akan tetapi, tahun ini Pak Okto menghadapi permasalahan yang cukup besar. Ia mendapatkan anak yang bermasalah. Anak tersebut bernama Alda.
Alda saat ini duduk di kelas 8. Alda termasuk murid yang nakal dan sangat sulit untuk di arahkan. Banyak sekali permasalahan-permasalahan yang dilakukan Alda. Permasalah tersebut berkaitan dengan bolos, jahil, selalu mengganggu teman-temanya ketila pembelajaran sedang berlangsung, bahkan Alda tidak pernah mengerjakan tugas. Tidak dipungkiri sikap Alda yang begitu membuat sebagian guru sudah menyerah atas dirinya. Namun tidak dengan Pak Okto. Pak Okto tidak menyerah terhadap anak tersebut.
Hari senin adalah hari yang cerah dimana warga sekolah telah melewati liburan akhir pekan. Namun, dihari itu ternyata Alda terlambat dan membuat keributan di sekolah. Tentu saja hal tersebut dilihat oleh Pak Okto. Kemudian Pak Okto tidak tinggal diam. Ia langsung memutuskan untuk memanggil Alda. Pak Okto mengajak Alda berbicara di ruang guru setelah jam pelajaran selesai.
"Alda bisakah Bapak berbicara denganmu?" tanya Pak Okto
"Bisa pak". jawab Alda sambil menundukkan kepalanya
"Ayo bicara dengan bapak, mungkin bapak bisa memberikan solusi untukmu, atau mungkin kamu ingin membicarakan sesuatu. Bapak siap mendengarkan". ucap Pak Okto.
Alda yang tadinya diam dan tertunduk langsung mengangkat kepalanya. Ia terkejut melihat ekspresi dan gaya bicara Pak Okto yang lembut serta tidak memarahinya. kata-kata tersebut menggema ditelinga Alda. Untuk pertama kalinya Alda dipercaya oleh guru. Kata-kata tersebut membuatÂ
Alda berani mengungkapkan perasaanya.