Mohon tunggu...
Yulianingsih
Yulianingsih Mohon Tunggu... Guru - UPT SMPN 3 BANJIT

MOTTO HIDUP SAYA IALAH "TUNAS KELAPA"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Langkah Kecil Menuju Transformasi

2 Agustus 2024   00:27 Diperbarui: 2 Agustus 2024   00:32 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Langkah Kecil Menuju Transformasi"
(Karya : Yulianingsih, S.pd.)

senin yang cerah...
Disuatu sekolah menengah pertama terletak jauh dari perkotaan. Sekolah yang bisa terbilang terletak dipegunungan.  Untuk menuju sekolah harus melewati beberapa lembah, jalan yang terjal, tanjakan yang tinggi, bahkan setiap hari menghadapi butiran kerikil yang tak terlihat secara kasat mata. Begitulah sekolah tercinta kami yang luas dan hijau.

Di sudut sekolah terdapat jendela yang mengarah ke halaman. Jendela yang terbuka membwa angin yang sejuk berbau bunga melati dari halaman. Suara teriakan, candaan, dari murid-murid terdengar jelas. Murid-murid berlarian kesana-kemari, sangat jelas kebahagiaan terpancar diraut wajah mereka. Tentu saja  dilingkup sekolah tersebut banyak ragam karakter. Macam  karakter tersebut tentunya ada guru, murid, dan warga sekolah lainnya yang berbeda-beda.

Salahh satunya ialah Pak Okto yang sangat terkenal dengan kelembutannya. Pak Okto merupakan guru yang sabar dan memiliki dedikasi yang tinggi. Selain itu, Pak Okto adalah seorang Guru Penggerak.  Pak Okto sudah mengajar disekolah tersebut kurang lebih 15 tahun lamanya. Sudah tidak dipungkiri Pak Okto sering menghadapi berbagai macam masalah dan karakter murid. Akan tetapi, tahun ini Pak Okto menghadapi permasalahan yang cukup besar. Ia mendapatkan anak yang bermasalah. Anak tersebut bernama Alda.

Alda saat ini duduk di kelas 8. Alda termasuk murid yang nakal dan sangat sulit untuk di arahkan. Banyak sekali permasalahan-permasalahan yang dilakukan Alda. Permasalah tersebut berkaitan dengan bolos, jahil, selalu mengganggu teman-temanya ketila pembelajaran sedang berlangsung, bahkan Alda tidak pernah mengerjakan tugas. Tidak dipungkiri sikap Alda yang begitu membuat sebagian guru sudah menyerah atas dirinya. Namun tidak dengan Pak Okto. Pak Okto tidak menyerah terhadap anak tersebut.

Hari senin adalah hari yang cerah dimana warga sekolah telah melewati liburan akhir pekan. Namun, dihari itu ternyata Alda terlambat dan membuat keributan di sekolah. Tentu saja hal tersebut dilihat oleh Pak Okto. Kemudian Pak Okto tidak tinggal diam. Ia langsung memutuskan untuk memanggil Alda. Pak Okto mengajak Alda berbicara di ruang guru setelah jam pelajaran selesai.

"Alda bisakah Bapak berbicara denganmu?" tanya Pak Okto

"Bisa pak". jawab Alda sambil menundukkan kepalanya

"Ayo bicara dengan bapak, mungkin bapak bisa memberikan solusi untukmu, atau mungkin kamu ingin membicarakan sesuatu. Bapak siap mendengarkan". ucap Pak Okto.

Alda yang tadinya diam dan tertunduk langsung mengangkat kepalanya. Ia terkejut melihat ekspresi dan gaya bicara Pak Okto yang lembut serta tidak memarahinya. kata-kata tersebut menggema ditelinga Alda. Untuk pertama kalinya Alda dipercaya oleh guru. Kata-kata tersebut membuat 

Alda berani mengungkapkan perasaanya.

"Saya sangat lelah pak. Setiap subuh saya harus menderes karet kakek saya. Saya hanya tinggal dengan kakek saya pak. Kedua orangtua saya entah dimana, sayapun tak tau. Yang saya tau saat ini saya bersama kakek saya seorang. Saya termasuk tulang punggung pak". Ucap Alda

Mendengar hal tersebut hati Pak Okto terenyuh dan merasa iba. Terpancar jelas wajah mungil Alda lelah dan sedih. Anak sekecil ini menanggung beban yang amat berat. Alda mengemban beban tersebut sendirian dengan usianya masih muda. Pak Okto menyadari bahwa dibalik sikap dan karakter Alda ada beban yang berat yang ia tanggung sendirian. Akhirnya Pak Okto merencanakan strategi yang tepat untuk Alda. Strategi yang digunakan Pak Okto ialah melakukan pendekatan dimana Pak Okto menunjukkan kepeduliannya terhadap Alda. Kemudian, Pak Okto membantu Alda untuk mengelola stres dan emosinya.

Selain itu, Pak Okto juga berkolaborasi dengan guru lainnya terkait Alda. Pak Okto menghubungi beberapa rekan guru lainya. Sebagian guru memberikan bantuan disekolah yang sedikit meringankan beban Alda. Alda bisa mengerjakan yang bisa ia lakukan dinsekolah dan dapat imbalan tentunya. Hal tersebut membuat Alda senangn sekali. Sangat jelas terpancar kebahagiaan dari wajahnya. Alda merasa bak disiram bunga setaman.
Alda tidak akan pernah menyangka bahwa ia akan mendapatkan kebahagiaan disekolah. Sejak kecil ia selalu merasa sendiiran, selalu tertinggal oleh teman-temannya. Bukan karena ia tidak pintar tetapi semua karena sikapnya sendiri. Namun semuanya berubah karena Alda mendapatkan perhatian dari Pak Okto.

Setelah mendapatkan dukungan yang tulus akhirnya Alda berubah secara perlahan. Dia lebih sering hadir tepat waktu. Ia lebih sering aktif di kelas, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seperti Pramuka, dan bahkan ia memiliki niat mendaftar menjadi ketua Osis. Setiap langkah yang Alda ambil, ia selalu ingat akan kata-kata dan nasihat Pak Okto. Hal tersebut membuat Alda memiliki mimpi yang tinggi.

Alda merasa ia tak sendirian. Masih ada banyak orang yang percaya akan dirinya dengan tulus. Salah satunya ialah Pak Okto yang selalu siap mendukungnya dalam hal apapun untuk menjadi murid yang baik. Alda tahu bahwa untuk berubah itu tidak mudah, tetapi butuh dukungan penuh dari seseorang untuk mengubah hidupnya. Alda butuh kepercayaan dari seseorang terutama guru di sekolahnya. Alda akhirnya memahami bahwa dukungan yang tulus adalah kebahagiaan yang sejati baginya.

Pendekatan yang holistik dan penuh kasih sayang yang dilakukan Pak Okto dapat membantu Alda yang nakal dan merupakan tulang punggung keluarganya. Alda masih bisa  untuk tetap berkembang dengan baik di lingkungan sekolah dan kehidupan pribadinya.

"Terimakasih banyak Pak Okto atas ketulusan hati bapak mendukung saya, akhirnya saya mengerti apa yang harus saya lakukan untuk lebih baik." ucap Alda

Pak Okto tersenyum bahagia sekali. "sama-sama Alda. Setiap anak memiliki kodrat alam. Setiap anak memiliki potensi masing-masing. Tinggal bagaimana bapak dan guru lainya membantu untuk mereka berkembang dna menemukan potensinya."

BIONARASI
Yulianingsih adalah seorang penulis pemula yang baru memulai perjalanan kreatifnya dalam dunia literasi. Lahir dan dibesarkan di Serang, Yulianingsih memiliki ketertarikan mendalam terhadap sastra. Setelah menyelesaikan Studi di Universitas Muhammadiyah Kotabumi dengan fokus di Pendidikan Bahasa Satra Indonesia dan Daerah, ia memutuskan untuk menulis.
Dengan gaya penulisan yang unik dan perspektif yang segar. Karya-karyanya seringkali mencerminkan pengalamannya dan pandangannya tentang dunia. Dengan tekad dan semangat yang tinggi, ia berharap dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi berarti dalam dunia sastra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun