Mohon tunggu...
Yuliani Trisnawati Mulya
Yuliani Trisnawati Mulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNIKA Santu Paulus Ruteng

Hobby saya menggambar, dan menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rusaknya Drainase, Sarjana Sipil Disalahkan

12 Juni 2024   19:00 Diperbarui: 14 Juni 2024   09:09 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Rusaknya sistem drainase merupakan masalah yang sering terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Drainase yang tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan banjir, genangan air, dan kerusakan lingkungan. Masalah inilah yang seringkali menyebabkan para sarjana teknik dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kondisi buruk sistem drainase. Namun, apakah benar sarjana teknik harus disalahkan sepenuhnya atas rusaknya drainase?

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa sistem drainase merupakan bagian dari infrastruktur perkotaan yang kompleks. Sistem drainase terdiri dari berbagai komponen seperti saluran air, selokan, pompa, dan lain sebagainya. Perancangan, konstruksi, dan pemeliharaan sistem drainase memerlukan pengetahuan teknis yang mendalam dan keterampilan khusus dalam bidang teknik sipil. Sarjana teknik yang mengkhususkan diri dalam bidang ini memainkan peran penting dalam merancang dan membangun sistem drainase yang efektif.

Namun, dalam realitasnya, banyak faktor yang dapat menyebabkan rusaknya sistem drainase. Salah satu faktor utama adalah kurangnya perencanaan yang matang dan pemeliharaan yang teratur. Seringkali, sistem drainase dibangun tanpa memperhitungkan pertumbuhan perkotaan yang cepat, sehingga tidak mampu menangani volume air yang tinggi akibat hujan deras. Selain itu, kurangnya pemeliharaan dan perawatan rutin juga dapat menyebabkan sistem drainase menjadi tersumbat dan tidak berfungsi dengan baik.

Salah satu faktor rusaknya drainase yang takdapat terhindarkan adalah cuaca. Perubahan cuaca ekstrem seperti hujan deras atau banjir dapat menyebabkan drainase menjadi tersumbat atau tidak berfungsi dengan baik. Hujan yang intensitasnya tinggi dapat menyebabkan tumpukan sampah, daun, atau material lainnya untuk menyumbat saluran drainase, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar. Hal ini dapat menyebabkan genangan air, banjir, atau bahkan kerusakan pada infrastruktur drainase.Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan curah hujan yang tidak terduga juga dapat mempengaruhi kinerja sistem drainase. Drainase yang tidak mampu menangani volume air yang tinggi akibat hujan deras dapat mengakibatkan banjir dan kerusakan lingkungan.Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kondisi drainase dan melakukan pemeliharaan secara teratur agar sistem drainase dapat berfungsi dengan baik dalam menghadapi perubahan cuaca ekstrem.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah koordinasi antara berbagai pihak terkait dalam pengelolaan sistem drainase. Sistem drainase seringkali melibatkan berbagai instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kurangnya koordinasi dan kerjasama antar pihak dapat menyebabkan ketidakjelasan dalam tanggung jawab dan pemeliharaan sistem drainase.

Apakah benar sarjana teknik harus disalahkan atas rusaknya drainase? Sebagai seorang profesional dalam bidang teknik sipil, sarjana teknik memang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk merancang dan membangun sistem drainase yang efektif. Namun, mereka juga terbatas oleh berbagai faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah, anggaran yang terbatas, dan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.

Sebagai solusi, penting bagi semua pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga akademis, dan masyarakat, untuk bekerja sama dalam meningkatkan kualitas sistem drainase. Sarjana teknik dapat berperan sebagai konsultan yang memberikan saran dan rekomendasi dalam perencanaan dan pembangunan sistem drainase yang berkelanjutan. Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan dan pemeliharaan sistem drainase serta mengimplementasikan kebijakan yang mendukung pengelolaan air yang berkelanjutan.

Sebagai kesimpulan, rusaknya sistem drainase bukanlah tanggung jawab tunggal dari sarjana teknik. Masalah ini melibatkan berbagai faktor yang kompleks dan memerlukan kerjasama dari semua pihak terkait. Meskipun drainase yang rusak dapat menjadi masalah yang signifikan, tidak adil untuk menyalahkan teknik sipil secara keseluruhan. Sarjana teknik dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas sistem drainase, namun mereka juga membutuhkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama dalam mengatasi masalah drainase yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun