Tumbuhan herbal adalah tumbuhan atau tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional terhadap penyakit. Pengobatan tradisional terhadap penyakit dengan tumbuhan herbal sering disebut fisioterapi atau pengobatan dengan jamu yang merupakan pengobatan khas Jawa yang berasal dari nenek moyang (Hesti Mulyani, dkk, 2016 : 75).
Sejak zaman dahulu hingga sekarang dikenal cara pengobatan yang telah banyak dilakukan masyarakat. Muncul sebuah istilah pengobatan alternatif dengan memakai tanaman obat di luar dari resep dokter. Banyak masyarakat yang meyakini bahwa tumbuhan herbal lebih kecil risikonya dibanding obat-obatan kimia. Sehingga hal ini membuat stigma di masyarakat mengenai amannya mengonsumsi obat herbal dalam jangka panjang.
Seperti halnya tolak angin yang merupakan obat herbal terstandar untuk mencegah dan mengatasi masuk angin. Obat herbal terstandar ini merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dan lulus uji praklinik. Uji praklinik tolak angin ini terdiri dari dua uji, yakni :
1. Uji Toksisitas
Dalam uji ini sidomuncul bekerja sama dengan Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Hasilnya terbukti bahwa Tolak Angin aman diminum dalam jangka panjang.
2. Uji Khasiat
Dalam uji ini sidomuncul bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Hasilnya terbukti bahwa Tolak Angin dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Tolak Angin diproduksi di pabrik modern berstandar GMP (Good Manufacturing Practice) dengan Quality Control yang ketat. Obat herbal ini dapat dikonsumsi saat perjalanan jauh seperti mudik maupun sekadar travelling. Recommended banget buat kalian yang senang berpergian jarak jauh. Tolak Angin ini cocok untuk jadi bekal perjalanan sebagai bentuk kesediaan menjaga daya tahan tubuh. Begitu juga dengan kalian yang mempunyai aktifitas super padat, kerja lembur tak terhitung, bisa sekali mengonsumsi obat herbal ini.
By the way, saya selalu mengantongi tolak angin saat perjalanan. Maklum. Sudah terbayang jalan macet dan panjang. Terlebih bila destinasi yang dituju berkelok-kelok. Di semester tiga masa kuliah pun, saya cukup aktif di organisasi internal kampus. Duh, kerasa banget dong pulang rapat larut malam apalagi jika ada acara besar keesokannya. Saya juga turut hadir gladi resik di malam harinya. Padahal jarak rumah ke kampus memakan waktu satu jam.
Cuaca Bekasi di siang hari super panas dan malam hari pun tidak kalah dingin embusan anginnya (di daerah saya) karena lokasi rumah yang berdampingan dengan kabupaten Bogor. Jelas dingin gitu, ya. Secara, pagi saja kabut kelihatan menyelimuti gunung nun jauh di mata. Selain itu risiko saya sebagai pengendara motor juga yang harus siap menerobos panas dan hujan yang tak menentu.
Nah, Alhamdulillah. Mamah yang memperkenalkan saya dengan Tolak Angin ketika saya akan berpergian dengan jangka waktu yang panjang dan lama. Jamu olahan ibu Rachmat Sulistityo ini dapat dikonsumsi tak hanya oleh orang dewasa saja, lho. Adik saya yang berusia delapan tahun juga minum tolak angin anak. Tolak Angin berkhasiat lebih mengatasi masuk angin disertai sumeng, mual dan kembung.