Aku ragu mengundangnya di hari special ku nanti. Denol sayang maapkan aku tak tetap pada janji dulu,tapi siapa yang memulai??
Haruskah aku mempertahankan cinta yang tak terbalas ketegasan dari mu?? Haruskah aku tetap menunggu mu tanpa ada komitmen yang kau ukir?? Haruskah aku mengorbankan ia demi kamu yang tak secuilpun memperdulikan rasa yang dulu hanya untuk mu??
Ahh!!
Aku masih mengingat kalimat pembuka mu saat kita bertemu di stasiun kenangan itu,kalimat yang menilik hati ku tak tentu.
“Andai kita bisa selalu bersama tiap hari tanpa harus terpisah jarak,mungkin hari-hari ku akan lebih indah bersama mu “, ada suka yang menggeliyat di hati ku,menari-nari dengan bangga saat itu. Sungguh aku terbang!!
Tapi saat itupun aku sadar,ada kata “andai” yang kau ucapkan berkali-kali di akhir kalimat berikutnya dengan nada samar. Aku tetap tersenyum tegar dan tak menghiraukannya,karna aku ingin menikmati hari itu hanya bersama mu yang mungkin takkan terulang dan dugaan ku terbukti sekarang. Mungkinkah kita bisa seperti dulu??
Tertawa di bawah senja monas,bermain sepeda gandeng hingga terguling di alas bumi yang masih indah kala mentari mulai singgah ke ufuk barat. Aku masih mengenangnya hingga detik cerita ini ku tulis di kertas kusam yang semakin berdebu.
coretan kusam tentang mu.
Coretan kusam tentang kata cinta mu
Janji manis saat kau merajuk merayu dalam jarak yang tak tentu.
Coretan tentang rasa yang pernah hanya untuk mu
***
Kini harus ku tutup rapat semua tentang cerita kita yang pernah terukir tanpa satu komitmen pun yang kau beri. Aku bahagia saat itu meski tanpa ikatan apapun dengan kau,karena sekarang aku tau,kau masih terjebak dalam cinta masa lalu mu. Hati mu masih tersangkut dengan wanita mu itu kan?? Hahahhaha
Aku benci sifat mu yang munafik !! akui saja jika kau masih menginginkannya kembali bukan?? Dan mungkin aku hanya pernah menjadi incaran untuk pelampiasan mu saja kan??
Aku tak marah pada mu, karna saat itu aku benar-benar merasakan semua perhatian yang kau beri,entah itu sandiwara mu saja yang ingin menarik hati ku atau bukan. Aku benar-benar tak tau. Mungkin aku terlalu bodoh dan tak mengerti lelaki hingga aku hanya berfikir jika kau tulus member perhatian itu. Tapi entahlah,hanya kau saja yang tau bukan??
Dan kini aku masih ragu untuk memberitahu mu tentang hari itu,aku masih terjebak dalam keraguan ku sendiri. Mungkin nanti saat – saat aku benar-benar siap mendengar desahan kecewa mu ,aku akan bicara.
Terima kasih untuk semua yang pernah kau beri
Dalam suka dan duka ku yang lalu
Dalam kesempatan yang pernah kau buka untuk ku,
Kesempatan konyol!!
Dan aku masih menyimpan kisah mu dalam coretan-coretan kusam ku.
Bandar Lampung ,
Akhir maret penuh embun..^.^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H