Mohon tunggu...
Yuliani Telo
Yuliani Telo Mohon Tunggu... -

Karna saya berhak menghirup udara di dunia ku sendiri..^.^\r\nhttp://coretansitelo.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

♥♥♥ (1)

1 Mei 2011   15:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:11 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

♥

ku tatap erat foto dibingkai meja kamar yang masih fresh dengan senyum khususnya. Andai kesalahan sedikit itu tak pernah ku lakukan mungkin kini aku masih bisa menata tawa canda dibawah pohon beringin depan rumah kami.

"Den,mungkin gak yah kita selalu bersama memandang bintang ketika malam menyapa atau ketika daun mulai berguguran??"

"Hmm,sampai kapan kita bertahan akan hati ini lah deby kecil ku...",sahutnya tak lepas dari senyum manis ala Denol,aku lebih suka memanggilnya Denol daripada Deni yang jelas-jelas lebih bagus dari nama pemberianku.

Percakapan terakhir dengannya ,masih akan dan selalu ku ingat sampai nanti [jika] kami dipertemukan kembali oleh takdir yang berpihak akan cinta kasih 2 insan yang berbeda namun satu hati.

5 bulan setelah kepergian ku ke pulau sebrang,sedikit aku mulai membuka hati tuk yang lain meski hati kecilku akan selalu ada nama konyol ,Denol. Entah untuk sekedar pelampiasan atau mengisi kekosongan hati ku menerima Rendi sebagai kekasih ku.

Jahatkah aku sebagai wanita yang menjadikan dia hanya sebagai mengisi kekosongan saja??

haa!!entahlah,akupun tak mengerti dengan keadaan ku sendiri. Berharap Rendi takkan pernah tau isi hatiku sebenarnya. Yang jelas aku membutuhkan dia.

"Deby,cepet donk jangan lama-lama dandannya,tuh Rendi udah nunggu dari tadi",seruan Ibu menggagetkan aku dari lamunan jauuh ke dalam foto cowo manis yang masih bertahta dihati kecilku.

"Eeh iyah bu,tunggu sebentar lagi"',jawabku sambil menata raut muka ku agar nampak lebih segar di depan mereka.

Kulangkahkan kaki menuju ruang tamu dan menatap erat kearah Rendi yang tampil cool. Inikah sosok yang rela berkorban demi mendapatkan seorang Deby?? Yang harus aku sia-siakan begitu saja tanpa memikirkan hatinya yang akan hancur jika aku mengatakan tak mencintainya.

aahk Duniaa!! gumam ku dalam hati dan menyambut tangan tak mungil lalu berlalu menikmati indahnya kota di malam hari.

::maapkan atas sikap yang ku lakukan terhadap kau dan dia::

♥♥♥

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun