Mohon tunggu...
Veronica Yuliani
Veronica Yuliani Mohon Tunggu... Guru - Guru bahasa yang jatuh cinta dengan cello, panflute, dan violin.

Menulis untuk berbagi dan menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kompasiana Inspirasi Mengajarku

25 November 2020   20:15 Diperbarui: 25 November 2020   20:21 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Mengajar bahasa Indonesia itu gampang-gampang susah. Gampang karena bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dan seringkali materinya dipelajari berulang dari jenjang satu ke jenjang berikutnya. Susahnya yakni  karena bahasa Indonesia digunakan sehari-hari sehingga membuat peserta didik justru sudah merasa menguasainya dan tak perlu mempelajarinya lagi. 

Padahal belajar bahasa Indonesia bukan sekedar belajar supaya bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Belajar bahasa Indonesia itu mengasah empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Belajar bahasa itu mengamalkan isi sumpah pemuda untuk menjaga kesatuan bangsa.

Oleh karena adanya pemikiran yang demikian di kalangan para peserta didik, maka guru ditantang lebih kreatif  dalam mengajar sehingga peserta didik tetap antusias mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia.

Pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran yang sangat fleksibel untuk diintegrasikan dengan mata pelajaran lain atau pun dengan materi apapun. Saya pribadi lebih menyukai mengajar bahasa Indonesia dengan mengaitkan materi dengan tema tertentu. Saya ingin peserta didik ketika belajar bahasa Indonesia mereka tidak hanya mendapat pengetahuan tentang ilmu bahasa saja, tetapi saya ingin mereka juga belajar dan mendapat ilmu yang untuk hidup sehari-hari.  

Nah, salah satu sumber inspirasi saya ketika mengajar adalah topik-topik yang pilihan yang ada di kompasiana, ataupun artikel-artikel menarik dan sarat makna yang ditulis oleh para kompasioner handal di kompasiana.

Di sekolah saya, saya mengajar kelas xi dan kelas xii. Beberapa waktu yang lalu materi yang dipelajari kelas xi adalah ceramah. Biasanya materi ceramah ini adalah materi yang membosankan karena harus mendengarkan berulang-ulang dengan  topik yang itu-itu saja. Saya berpikir bahan apa yang bisa membuat ceramah ini menjadi menarik dan anak-anak menjadi antusias. 

Seketika itu saya teringat topik pilihan di kompasiana tentang rekomendasi youtube. Nah, fix rekomendasi youtube jadilah tema ceramah. Saya memperluas temanya, tidak hanya terbatas pada youtube saja tetapi semua media sosial; youtube, instagram, twitter, dan juga tik tok yang sedang marak digandrungi semua orang. Saya minta peserta didik merekomendasikan figur yang menginspirasi di media sosial yang mereka ikuti.

Hasilnya, sangat memuaskan. Siswa antusias berceramah dan saya antusias mendengarkan. Saya bertambah pengetahuan figur-figur inspiratif di berbagai media sosial. Peserta didik senang karena media sosial dekat dengan dunia mereka. Selain itu peserta didik juga belajar dari tokoh-tokoh inspiratif yang mereka ikuti. Mereka juga belajar dampak positif dan negatif media sosial. 

Sesi tanya jawab pun mengalir dengan lentur. Topik rekomendasi media sosial ini juga saya gunakan sebagai tema menulis artikel di kelas xii. Saya menggunakan artikel tentang Li Ziqi yang ditulis oleh salah satu kompasioner sebagai contoh artikel yang ditulis berdasar rekomendasi youtube dan tentunya artikel yang saya sendiri tulis.

Artikel lain yang saya gunakan sebagai inspirasi dan bahan ajar saya adalah salah satu artikel yang ditulis oleh Ruang Berbagi tentang perdagangan manusia. Saya menggunakan tema perdagangan manusia untuk mencari ide pokok paragraf dan juga opini fakta. Dengan membaca artikel perdagangan manusia mereka dibukakan fakta-fakta pengetahuan dan permasalah yang nyata di sekeliling kita, khususnya tentang perdagangan manusia. Setidaknya mereka bisa belajar waspada terhadap modus-modus perdagangan manusia.

Satu lagi inspirasi yang saya dapat di kompasiana adalah kisah inspiratif yang ditulis oleh Bapak Tjiptadinata tentang tetangganya di Australia, yang justru menjadi penolong dengan membagi-bagikan beberapa barang yang dibutuhkan ketika masa pandemi saat masyarakat di sana terkena panic buying. 

Saya berencana menggunakan kisah inpiratif tersebut dikembangkan menjadi sebuah cerpen inspiratif. Peserta didik diminta mencari kisah-kisah nyata yang ada di masyarakat tentang orang-orang yang menjadi penolong dimasa pandemi dan mengembangkannya menjadi cerpen. Harapannya peserta didik selain mahir menulis cerpen juga tergerak hatinya menjadi orang yang punya empati tinggi terhadap sesamanya yang mendapat kesusahan.

Nah, demikian tadi beberapa topik di kompasiana yang menginspirasi saya. Terima kasih kompasiana. Kompasiana inspirasi mengajarku. Salam literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun