Mohon tunggu...
Ynurjamin
Ynurjamin Mohon Tunggu... Bankir - Ingin belajar menulis

A Wife, a mother, a sister, a daughter, a sharia banker. Poem addict, beach lover, who have noisy head to be written Write everything inside heartbeat, brain, and wind.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menikmati Panganan Unik saat Mendung di Pantai Tidung

21 Juni 2018   17:06 Diperbarui: 21 Juni 2018   17:30 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu ini kami sedang menginap di rumah pulau Tidung, pulau tropis yang eksotis. Baru kali ini merasa begitu kedinginan berada di area pantai setelah dini hari tadi hujan tiba-tiba mengguyur pulau ini.

Hujan semalam ternyata hanya permulaan. Di pagi hari, matahari masih muncul malu-malu. Udara dingin menyurutkan semangat orang yang ingin berenang di pantai. Sampai jam setengah sebelas matahari masih tertutup awan mendung. Kemudian gerimis.

Perahu pencari ikan merapat ke tepian. Tidak sanggup memancing dalam keadaan gerimis dan angin. 

Kalau sudah begini, sia-siakah pergi ke pulau tropis? Ternyata tidak. Masih ada hal yang bisa dilakukan sebagai upaya bersenang-senang.

Dintaranya, tentu saja, makan. Membeli kudapan asli pulau seribu. Orang sini menyebutnya dengan "kerupuk cue", disesuaikan dengan lidah menjadi "pucue" Pas sekali dimakan hangat dengan cocolan sambel kacang yang pedas. 

Jangan dibayangkan sebagai kerupuk yang renyah ya. Karena makanan ini sesungguhnya sangatlah mirip dengan cireng. Bahan bakunya pun sama yaitu tepung tapioka. Bedanya, pucue ditambahkan banyak ikan dalam adonannya. Kemudian cara pengolahannya pun berbeda. Setelah adonan jadi, lalu direbus/dikukus. Setelah itu barulah dipotong-potong dan digoreng. Sedaap

Kedua, nyari biji ketapang di pinggir pantai. Mungkin selain orang pantai, belum banyak yang tahu kalau buah ketapang bisa dimakan. Buah ketapang yg sudah matang, dibuka dengan pisau, di dalamnya ada biji yang kalau dimakan rasanya aduhai ga kalah dengan gurihnya kacang almond. Saya berpikir kalau bisa dibudidaya dan dijual pasti amboi nih cuannya. Haha

Ketiga makan mie ayam. Mie ayam legendaris di pulau Tidung cuma ada satu yaitu mie ayam wa Tibut. Wa Tibut ini bukan asli pulau Tidung. Beliau orang Cirebon sudah berjualan mie ayam sejak 20 tahun yang lalu. Mengawali karier sebagai penjual mie ayam keliling pulau Tidung, dan sekarang warungnya ada di area Jembatan Cinta.

Sebetulnya saya ingin mengulas lebih banyak tentang makanan unik di Pulau Tidung, karena masih banyak yg lainnya. Tapi sebaiknya itu saya tuangkan khusu di artikel terpisah. 

Bersambung....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun