Mohon tunggu...
Humaniora

Perempuan dalam Sejarah Indonesia: Wanita Penghibur pada Masa Penjajahan Jepang.

30 April 2017   15:23 Diperbarui: 30 April 2017   15:53 9604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Lebih lanjut, setelah perang berakhir, mereka menjadi gamang terhadap kondisinya. Banyak yang tidak pulang ke kampung halamannya karena malu terhadap lingkungan sekitar [9] Hal ini disebabkan oleh pengaruh agama, khususnya Islam yang menganjurkan menjaga aurat dan kesucian. Banyak dari mereka juga ditelantarkan ditempat mereka dijadikan " wanita penghibur" khusunya di camp-camp medan perang. Maka tidak mengherankan setelah perang, mereka bungkam mengenai masalah " budak seks" ini. Justru setelah kim hak sun menyuarakan pengalamannya mengenai kekerasan tentara Jepang terhadap para "Chongshindae ( Jugun ianfu dalam istilah Korea") mereka juga mulai menyeruakan pengalamannya satu per satu mengenai " perbudakan seks"oleh tentara Jepang di Indonesia.  

Catatan Kaki:

[1] https://www.merdeka.com/dunia/jepang-bersedia-minta-maaf-dan-beri-ganti-rugi-jugun-ianfu-korsel.html

[2] Chunghee Sarah Soh. From Imperial Gift to Sex Slaves: Theorizing Symboil Representation of the “ Comfort Women”. Social Science Japan Journal, Vol. 3, no1. 2000, pp. 59-76: Oxford University Press. Hlm, 63.

[3] AliceYun Chai. Asian-Pacific Feminist Coalition: The Chongshindae/Jugunianfu(Comfort Women) Movement. Jurnal Korean Studies Vol.17, pp.67-91: University ofHawai’I Press. Hlm, 67.

[4] PyongGap Min. Korean “ Comfort Woman”: The Intersection of Colonial Power, Gender,and Class. Journal Gender and Society. Vol. 17, No. 6.2003, pp 938-957: SagePublication, Inc. Hlm, 940

5 [ Ibid, Hlm. 68]

[6] Ibid, Hlm 70.

[7] Ibid,Hlm 63.

[8] Sebagai sebuah analisisi dan refleksi dari buku Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer yang membahas mengenai rumah pelesir Babah Ah Tjong pada akhir abad ke-19.

[9]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun