Mohon tunggu...
Yuliane Monic
Yuliane Monic Mohon Tunggu... -

Pelajar Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Converse Conversation

22 Agustus 2013   13:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:58 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ki : Apa maksudmu? Jangan terlalu mendramatisir !

Nan : Entah, Tuhan pasti tahu yang terbaik..


Sialnya, doa itu didengar oleh Tuhan. Aku mengalami kecelakaan lagi, kakiku harus diamputasi lagi. Saat itu aku merasa Uranusku bertabrakan dengan Saturnus. Hancur. Menyebabkan pening. Tapi kenapa aku tidak mati?

Ki dan Nan resmi menjadi pengangguran di kamar. Aku tak lagi membutuhkan mereka. Aku bersahabat dengan kursi roda. Kemanapun. Kapanpun.Aaku marah terhadap diriku sendiri, terhadap nasibku. Aku menjadi orang yang sangat judes. Sangat sensitif. Merasa CACAT ! bukan lagi merasa,aku memang cacat. Level kemarahanku bertambah ketika Ki mengatakan bahwa Nan lah yang sengaja berdoa agar aku lebih adil (bagaimanapun caranya). Seketika aku juga marah dengan Tuhan. Ia jahat !

Mungkin hatiku sehitam karbon aktif yang berperan sebagai absorben. Sehitam malam tanpa bintang. Pekat. Sempit. Sesempit rumah semut yang tersisip di sambungan lantai rumah kayu. Aku marah, awet. Hingga lelah aku menjadi seorang pemarah, akhirnya kuperbaiki pola pikirku. Aku mendekatkan diri lagi pada-Nya, seolah-olah aku mendengar perintah-Nya untuk kembali bersahabat dengan Kinan. They fit me too well..

Malam itu mereka terlelap, belum denganku. Aku dekati mereka yang tampak keriput, mengguratkan umur yang tidak lagi muda. 500 tahun. Umur yang cukup tua bagi sepasang converse, tapi mereka setia. Keseimbanganku luntur. Kakiku tiada. Aku terjerembab menimpa mereka. Sontak mereka terjingkat dan merasa kedinginan karena tetes mata yang menggulir dari kelopak mataku ke tubuh mereka. Kudekap erat mereka, seperi 500 tahun yang lalu. Masih hangat dan biru..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun