Mohon tunggu...
Cikgu Yuli SMKN 1 Kempas
Cikgu Yuli SMKN 1 Kempas Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMKN 1 Kempas / Mahasiswa Pascasarjana Magister Pedagogi Universitas lancang kuning

kemampuan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sintaks Model Pembelajaran Student Centered

31 Oktober 2024   14:39 Diperbarui: 31 Oktober 2024   14:46 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini, penulis ingin menyampaikan sintaks dari 4 model pembelajaran pada Kurikulum Merdeka.

Salah satu komponen dari modul ajar adalah model pembelajaran yang digunakan. Terdapat 4 model pembelajaran yang disarankan untuk diterapkan pada proses pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu: Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), Discovery Learning (DL), dan Inquiry Learning (IL). Keempat model tersebut dapat menumbuhkan keterampilan 4C (Collaborative, Creative, Critical Thinking, dan Communication).

Problem Based Learning (PBL)

Dalam Pemilihan Masalah, Pilih masalah yang relevan dan menarik bagi siswa. Masalah ini harus cukup kompleks untuk mendorong eksplorasi dan diskusi.

Dalam Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Mengorganisasi Siswa untuk Belajar, Kelompokkan siswa dalam tim kecil untuk memfasilitasi kolaborasi. Ini membantu mereka berbagi ide dan perspektif. Mengarahkan Siswa untuk Mengajukan Pertanyaan dan Menggali Pengetahuan, motivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait masalah. Mereka harus mengidentifikasi apa yang mereka ketahui dan apa yang perlu mereka pelajari lebih lanjut.

Dalam Membimbing penyelididkan mandiri dan kelompok dan membantu Siswa Mengakses Sumber Belajar, Siswa mencari informasi dari berbagai sumber (buku, artikel, internet, dll.) untuk memahami masalah secara mendalam. Menganalisis dan Mempelajari Masalah, Siswa mendiskusikan informasi yang ditemukan, menganalisis data, dan mulai merumuskan solusi atau jawaban.

Dalam Mempresentasikan Hasil, Siswa menyusun presentasi atau laporan mengenai solusi yang mereka temukan. Ini bisa dilakukan dalam bentuk diskusi, poster, atau presentasi multimedia.

Setelah presentasi, adakan sesi refleksi di mana siswa mengevaluasi proses pembelajaran, apa yang telah mereka pelajari, dan bagaimana mereka dapat menerapkannya di masa depan.

Melalui sintaks ini, PBL mendorong keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan penerapan pengetahuan dalam konteks nyata.

Dok : Pribadi
Dok : Pribadi

Projek Based Learning ( PJBL)

Dalam  Penugasan Proyek, Siswa diperkenalkan dengan proyek yang menarik dan relevan, yang menantang mereka untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan.

Dalam Mendesain Perencanaan Proyek, Siswa bersama guru merencanakan langkah-langkah yang akan diambil, menentukan tujuan, dan mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan. Penyelidikan dan Penelitian, Siswa melakukan penyelidikan mendalam, mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, dan belajar secara mandiri serta kolaboratif.

Pendidik Bersama siswa menyusun jadwal  Pengembangan Produk, Siswa mulai mengembangkan produk atau hasil akhir proyek, seperti presentasi, poster, atau prototipe, yang mencerminkan pemahaman mereka.

Dalam memonitoring kegiatan dan perkembangan proyek, Lakukan pengamatan secara berkala terhadap kelompok siswa saat mereka bekerja. Catat interaksi, kolaborasi, dan cara mereka menyelesaikan masalah.

Dalam menguji hasil bertujuan untuk memastikan bahwa proyek yang dikerjakan memenuhi tujuan pembelajaran, memiliki hasil yang berkualitas, dan dapat diaplikasikan secara praktis. Siswa mempresentasikan hasil proyek mereka kepada audiens yang relevan, seperti guru, teman sekelas, atau bahkan pihak eksternal. Ini memberikan kesempatan untuk menguji kemampuan mereka dalam mengomunikasikan ide dan hasil kerja mereka.

Selama dan setelah proses, siswa merenungkan pengalaman belajar mereka, mengevaluasi apa yang berhasil dan apa yang dapat ditingkatkan

Melalui sintaks ini, PjBL menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, memfasilitasi keterlibatan aktif siswa, dan mendorong keterampilan abad ke-21, seperti kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah.

Dok : Pribadi
Dok : Pribadi

Discovery Learning ( DL )

DL merupakan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan konsep atau pengetahuan sendiri melalui eksplorasi dan pemecahan masalah.

Dalam guru memulai dengan memberikan rangsangan atau stimulasi untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Ini dapat berupa pertanyaan, situasi problematis, atau fenomena menarik yang berkaitan dengan topik pembelajaran. Tujuannya adalah agar siswa termotivasi untuk mencari tahu lebih lanjut, memulai eksplorasi, dan mengidentifikasi masalah yang harus dipecahkan.

Dalam menyiapkan pertanyaan masalah. Siswa diajak untuk merumuskan masalah atau pertanyaan yang akan diselesaikan. Guru dapat membimbing siswa agar dapat merumuskan masalah yang tepat, tetapi tidak langsung memberikan jawabannya. Tahapan ini bertujuan agar siswa memiliki arah dalam proses penemuan, serta untuk membantu mereka fokus pada aspek-aspek utama yang perlu dianalisis.

Data Collection (Pengumpulan Data), Siswa mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Guru berperan sebagai fasilitator dengan menyediakan sumber atau memandu siswa dalam menggunakan sumber yang relevan.Pada tahap ini, siswa mengembangkan keterampilan dalam mencari, membaca, dan menganalisis informasi.

Data Processing (Pengolahan Data), Siswa mengolah data yang sudah dikumpulkan untuk menemukan pola atau kaitan yang dapat membantu mereka dalam menjawab masalah. Mereka mungkin perlu melakukan eksperimen, analisis data, atau membuat kesimpulan awal dari informasi yang ada. Tahapan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menyusun logika dari berbagai informasi yang didapatkan.

Verification data(Pembuktian), Siswa memeriksa atau menguji hasil yang sudah mereka simpulkan dari tahap pengolahan data untuk memastikan kebenaran hipotesis atau solusi mereka. Guru membimbing siswa untuk mempertimbangkan kembali data atau temuan mereka agar kesimpulan yang diambil benar dan logis.

Generalization (Generalisasi), Setelah hasil ditemukan dan diverifikasi, siswa membuat kesimpulan atau generalisasi dari proses pembelajaran. Generalisasi ini memungkinkan siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang baru mereka peroleh ke situasi lain, baik dalam konteks pelajaran maupun kehidupan sehari-hari.

Dok : Pribadi
Dok : Pribadi

Inquiry Learning ( IL )

Dalam penyajian fenomena, guru memberikan orientasi atau pengantar untuk memancing rasa ingin tahu siswa tentang topik yang akan dibahas. Guru bisa menggunakan media, fenomena menarik, atau pertanyaan yang relevan dengan konteks siswa. Tujuannya adalah agar siswa termotivasi untuk mencari tahu lebih lanjut dan mulai membangun pemahaman awal.

Dalam melakukan observasi, Siswa membuat catatan rinci tentang setiap hal yang mereka amati, baik secara kualitatif (ciri fisik, warna, bentuk, perilaku) maupun kuantitatif (jumlah, frekuensi, ukuran). Catatan bisa dalam bentuk tabel, bagan, foto, atau video yang akan membantu mereka dalam menganalisis data nantinya.

Dalam merumuskan masalah. Guru membimbing siswa untuk merumuskan masalah atau pertanyaan yang relevan dan dapat dipecahkan dalam kegiatan penyelidikan. Pada tahap ini, siswa diajak untuk mengidentifikasi masalah utama yang akan dijawab. Guru tidak memberikan jawaban, tetapi mengarahkan siswa agar mereka dapat mengajukan pertanyaan yang bermakna dan terkait dengan topik.

Selanjutnya Siswa mengajukan hipotesis atau dugaan sementara berdasarkan pemahaman awal mereka tentang masalah yang telah dirumuskan. Hipotesis ini merupakan jawaban sementara yang perlu diuji dalam proses penyelidikan. Guru mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mengembangkan hipotesis.

Pada Pengumpulan Data (Pengumpulan Data). Siswa mulai mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan untuk membuktikan atau menguji hipotesis yang mereka buat. Proses ini bisa dilakukan melalui eksperimen, observasi, wawancara, studi literatur, atau metode lainnya.. Guru berperan sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan sumber data yang valid, serta mengarahkan mereka agar tetap fokus pada tujuan penyelidikan.

Dalam Menganalisis Data (Menganalisis Data). Setelah data terkumpul, siswa melakukan untuk mencari analisis pola, hubungan, atau bukti yang bisa mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Pada tahap ini, siswa dilatih untuk berpikir kritis dan logis dalam memproses informasi dan data yang mereka peroleh, guna membuat kesimpulan sementara.

Selanjutnya Menyimpulkan, Berdasarkan hasil analisis, siswa membuat kesimpulan yang menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan di awal. Kesimpulan ini juga menyatakan apakah hipotesis yang mereka ajukan terbukti benar atau tidak. Tahap ini mendorong siswa untuk berpikir reflektif dan dapat membedakan mana data yang valid atau tidak untuk menjawab masalah.

    Penulis 

Yuliana, S.Pd

Guru Matematika SMKN 1 Kempas

    Mahasiswa Magister Pedagogi Universitas Lancang Kuning

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun