Seluruh umat muslim saat ini sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan. Di dunia saat ini diperkirakan ada sekitar 1,8 milyar manusia yang memeluk Islam, atau sekitar 24% dari total polpulasi dunia. Di Indonesia Islam menjadi agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduknya. Tapi ada beberapa daerah dimana umat muslim yang menjadi penduduk minoritas.Â
Satu diantaranya ialah di pulau Bali. Diperkirakan agama Islam masuk ke pulau Bali sekitar abad 13-14 masehi, pada masa kerajaan Majapahit. Penyebaran Islam di Bali pada saat itu memang kurang terorganisir, tidak seperti di pulau Jawa yang setiap wilayah memiliki tokoh yang memegang peranan.Â
Sedangkan di pulau Bali dahulu umat muslim antar wilayah tidak melakukan komunikasi. Â Penyebaran Islam di pulau Bali juga hanya menggunakan satu cara, yaitu melalui pendekatan kultural. Walaupun pemeluk Islam menjadi minoritas di Bali, tapi mereka bisa diterima keberadaannya oleh golongan mayoritas.Â
Dan tingkat kerukunan beragama di Bali cukup tinggi, tentu hal ini patut kita syukuri. Lalu bagaimana masyarakat muslim di Bali menjalankan ibadah puasanya di bulan Ramadan bila dilihat dari sisi tradisinya. Apa keunikannya dengan daerah lain?Â
Tradisi Megibung, makan bersama menjelang Ramadan
Tradisi ini sudah dilakukan turun temurun di Bali. Kegiatan Megibung ialah kegiatan makan bersama sambil berdiskusi. Makanan beserta lauknya ditempatkan di satu wadah besar. Lauknya beraneka macam mulai dari ayam bakar, sate lilit khas Bali, sambal sampai tempe, tahu dan sayuran. biasanya satu wadah disantap bersama sampai 7 orang. Jadi dalam satu acara Megibung bisa memakai banyak wadah karena orang yang datang banyak.Â
Tradisi megibung dilakukan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan, jadi dilakukan sebelum masuk bulan Ramadan. Di sini seluruh sanak saudara, teman datang berkumpul untuk mempererat tali persaudaraan. Bisa dibayangkan betapa serunya acara ini. Makan dan ngobrol adalah kombinasi yang luar biasa.
Tradisi Nyenggol, ketika anak-anak punya hajatan
Di desa Pegayaman di Bali memiliki tradisi unik yang disebut Nyenggol. Tradisi ini mirip kegiatan pasar malam yang ada di sekitar lingkungan kita. Yang membedakan adalah penjualnya semuanya adalah anak-anak. Nyenggol biasanya diadakan hanya sebentar, dimulai setelah waktu magrib sampai azan Isya berkumandang.Â
Yang menjadi pembeli pun anak-anak juga, mereka saling membeli barang dagangan masing-masing. Tradisi ini kalau dicermati bagus untuk melatih jiwa wirausaha anak-anak. Semoga tradisi ini langgeng terus di desa Pegayaman.