Yogyakarta merupakan sebuah daerah yang memiliki keistimewaan tersendiri, di mana Yogyakarta memiliki otonomi dan sistem pemerintahan sendiri. Selain itu yang menjadi pemimpin bukanlah seorang Gubernur melainkan seorang raja. Raja yang sedang menjabat pada saat ini adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X. Berdasarkan aturan yang ditetapkan di dalam Kasultanan Yogyakarta yang menjadi pengganti raja hanya keturunannya saja.
Berdasarkan peraturan yang telah di tetapkan bahwa pengganti raja hanya keturunan laki-laki saja. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa putri tertua sultan GKR Pembayun kelak yang akan menggantikan Sri Sultan menjadi raja. Sementara yang kita tahu bahwa kelima anak Sri Sultan adalah perempuan. Perkemangan zaman yang semakin modern menjadikan posisi perempuan setara dengan laki-laki. Sekarang ini peempuan juga berperan penting dalam pemerintahan, dan juga banyak posisi-posisi penting baik itu dalam lingkungan pemerintahan maupun perusahaan-perusahaan diduduki oleh perempuan.
Jika kita melihat dari tradisi yang telah turun-temurun tersebut bahwa kemungkinan kecil bagi putri sulung Sri Sultan GKR Pembayun akan menggantikan posisi ayahandanya menjadi pemimpin Kasultanan Yogyakarta. Namun apakah peraturan serta tradisi-tradisi yang telah ada dan berlangsung dalam kasultanan Yogyakarta akan ikut terpengaruh oleh kemjuan zaman ini atau malah akan terus tetap bertahan. Dapatkah emansipasi wanita yang selalu digembar-gemborkan dan kesetaraan gender juga akan mempengaruhi? Ataukah nantinya tahta Yogyakarta tersebut akan diteruskan oleh oleh adik sultan nantinya, sesuai dengan tradisi bahwa pengganti raja adalah laki-laki. Itu semua akan terus menjadi tanda tanya, sampai nantinya Sri Sultan akan menurunkan sabdanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H