Mohon tunggu...
Yulia
Yulia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar adalah suatu proses

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan dengan Metode Montessori

29 Oktober 2021   00:56 Diperbarui: 29 Oktober 2021   01:52 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Montessori adalah metode Pendidikan yang membantu anak untuk mencapai potensinya dalam kehidupan. Metode ini menekankan pada kemandirian dan keaktifan dengan konsep pembelajaran langsung melalui praktik dan permainan kolaboratif. 

Metode Montessori ini dikemukakan oleh seorang dokter asal Itali yang bernama Maria Montessori sekaligus sebagai ahli pendidikan. Setelah menyelesaikan pendidikannya Montessori bekerja sebagai asisten psikiater di klinik universitas Roma dan bertugas mengurus anak-anak yang difable dan keterbelakangan mental.

Kemudian pada tahun 1907 ia mendirikan sekolah. Ia membuat sistem sekolah yang mengikuti sifat anak-anak dengan merancang sekolah yang memungkinkan anak bergerak bebas sambil belajar. Anak-anak bergerak karena keingintahuan terhadap alam sekitar di mana mereka tinggal. 

Berangkat dari keinginan itulah mereka belajar sehingga tingkat kecerdasan meningkat. Di Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Yogyakarta, Jakarta, Bandung sudah menerapkan metode belajar tersebut.

Pada pelaksanaannya, metode Montesori membagi dalam beberapa tingkatan

Toddler

Diperuntukkan untuk anak usia sampai tiga tahun. Pada tingkatan ini melatih anak mengembangkan kepercayaan pada diri anak, memicu motorik kasar dan halus, keterampilan berbahasa.

Primary

Diperuntukkan untuk anak usia 3 sampai 6 tahun dengan menekankan pada penguasaan diri anak, sehingga memiliki kecerdasan emosional dan sosial yang sesuai norma masyarakat. Pada tingkatan ini menyediakan berbagai macam materi yang menyempurnakan unsur sensorik serta pemahaman literasi dan numerasi

Elementary

Diperuntukkan bagi anak usia 6-12 tahun. Anak  juga dilatih percaya diri, berimajinasi dan memiliki kemandirian intelektual sehingga dapat berperan dalam komunitas kehidupan.

Andolescence/Erkinder

Diperuntukkan untuk peserta didik usia 12-15 tahun. Hal ini akan membantu perkembangan peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat.

Pembelajaran Montessori dirancang secara khusus agar lebih menyenangkan dengan menyediakan ruang pembelajaran. Ruangan-ruangan tersebut berisi material-material pembelajaran yang ditata secara rapi dan teratur sehingga anak dapat menemukan dan menggunakan dengan mudah. Tak lupa dengan desain dan warna-warna yang unik sehingga anak dapat belajar dengan tenang dan nyaman.

Ruang kelas Montessori terdiri dari usia campuran, antara usia 3-6 tahun atau usia 6-9 tahun, dengan perbedaan umur tersebut dalam satu kelas dapat menciptakan suasana belajar yang lebih efektif, dimana anak yang lebih muda dapat belajar dari anak yang lebih tua, dan sebaliknya anak yang lebih tua dapat memberikan contoh kepada anak yang lebih muda.

Metode Montessori ini juga menggunakan pendekatan individual dimana anak memiliki cara belajar sendiri, memilih pembelajaran yang disukai, dan memilih aktivitas namun tetap ada batasannya. Peran guru di Montessori bersifat mengarahkan ketika siwa melakukan aktivitas pembelajaran, guru mengamati siswa , dan menjadi sumber bertanya bagi peserta didikya ketika mengalami kesulitan. Berupaya menjadi teman dalam belajar.

Dari uraian di atas dapat diketahui kelemahan metode Montessori yaitu metode ini lebih tepat diterapkan pada pendidikan anak usia dini, membutuhkan ruang kelas yang luas dan peralatan yang jumlahnya memadahi banyak membutuhkan bahan yang berkualitas sehingga sekolah membutuhkan biaya mahal.

Sekolah berada di kota-kota besar sehingga diperuntukkan untuk kalangan menengah ke atas, adanya kesenjangan subjek atara yang disukai dan tidak disukai, guru merasa kesulitan untuk menilai perkembangan sosial karena perkembangan umur yang berbeda.

Adapun keuntungan dari metode Montessori, siswa dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuannya, menenkankan eksperimen dalam praktik pembelajaran sehingga siswa meperoleh pengalaman secara langsung, memberikan peluang belajar sesuai dengan bakat dan minatnya, Guru di dalam kelas sebagai pengarah dan mengamati aktivitas siswa.

Metode Montessori ini mendukung anak bertumbuh sesuai dengan minatnya dan meningkatkan kreativitasnya, lebih percaya diri, mampu bersosialisasi dengan baik dan mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun